1
1

Atasan Kantormu Toxic? Berikut Mengelola Konflik dengan Nonviolent Communication!

Ilustrasi. | Foto: Tugu Insurance

Media Asuransi, JAKARTA – Ketika terlibat dalam perdebatan sering kali emosi dapat menghalangi kemampuan kamu untuk berpikir logis dan malah pesan yang ingin disampaikan mungkin missinterpretasi. Hal itu karena intonasi atau struktur kalimat yang tidak tepat.

Meskipun Nonviolent Communication (NVC) tidak secara khusus dirancang untuk menyelesaikan konflik, namun pendekatan ini dapat menjadi alat yang efektif untuk membantu kamu mengatasi pertentangan.

|Baca juga: Bukan Cuma Urus Untung, Ini Rahasia Balanced Scorecard Biar Bisnis Makin Ngebut!

|Baca juga: Jangan Cuma Fokus Cuan! Perusahaan Hebat Pasti Terapkan Prinsip HAM Ini

Nonviolent communication atau komunikasi tanpa kekerasan pada dasarnya mengacu pada suatu pendekatan dalam berkomunikasi yang bertujuan untuk menghindari konfrontasi dan pertikaian. Konsep ini mendorong kamu untuk berkomunikasi dengan cara yang menghormati dan memahami pihak lain tanpa menggunakan kekerasan verbal atau non-verbal.

Bahkan, dalam kehidupan sehari-hari, praktik NVC dapat dimulai dengan memahami emosi dan kebutuhan kamu sendiri, serta empat komponen utama NVC seperti observasi, perasaan, kebutuhan, dan permintaan. Melansir Tugu Insurance, Minggu, 3 Agustus 2025, berikut penjelasan lebih lengkap mengenai komponen utama NVC:

Observasi

Pada tahap ini, kita diminta untuk menjelaskan kepada lawan bicara tentang apa yang sedang terjadi dan bagaimana kita melihat situasi tersebut. Hal ini dilakukan dengan menyebutkan fakta-fakta spesifik tanpa memberikan evaluasi, label, atau kecaman.

Observasi bertujuan agar lawan bicara kamu dapat menerima informasi tanpa merasa diserang. Jika tidak ada pemisahan antara fakta dan penilaian, kemungkinan besar orang tersebut akan menganggapnya sebagai kritik dan tidak akan dapat memahami informasi lebih lanjut.

|Baca juga: Pricing Objective Jadi Strategi Bisnis yang Cocok Diterapkan untuk Pemula, Ini Alasannya!

|Baca juga: Ternyata Ini 5 Alasan Gen Z dan Milenial Tertarik Investasi Emas

Selain itu, hal ini juga dapat membantu mencegah dinding kesalahpahaman dalam komunikasi. Penting untuk tidak membuat asumsi tentang orang lain dan menghindari generalisasi agar pesan yang disampaikan lebih jelas dan dapat dipahami dengan baik.

Perasaan

Penting untuk kamu bisa menyampaikan perasaan dengan jelas agar nantinya dapat menilai apakah kebutuhan kita telah terpenuhi atau masih belum. Dengan cara ini, komunikasi dapat berjalan lebih lancar, dan penyelesaian konflik menjadi lebih mudah dicapai.

Kebutuhan

Langkah selanjutnya dalam NVC adalah menyatakan kebutuhan tanpa melibatkan penilaian, pendapat, atau penilaian subjektif. Mengartikulasikan kebutuhan menjadi cara untuk menjelaskan dasar dari perasaan yang dirasakan dan mengapa permintaan tambahan menjadi penting bagi kamu.

|Baca juga: Danantara Diminta Hindari Model Konglomerasi yang Tidak Produktif, Ternyata Ini Alasannya!

|Baca juga: 22 Program Strategis Danantara Dapat Catatan Khusus dari Komisi VI, Apa Itu?

Tanpa mengungkapkan kebutuhan ini dengan jelas, ada kemungkinan orang lain mungkin menganggapnya sebagai keluhan atau kritik. Dalam menghadapi kritik, orang cenderung membela diri dan merespons dengan cara yang sama. Karena itu, mengkomunikasikan kebutuhan dengan tepat menjadi kunci untuk menghindari konflik dan menciptakan pemahaman yang lebih baik.

Permintaan

Permintaan dan tuntutan memiliki perbedaan signifikan. Permintaan dapat dianggap sebagai tuntutan jika penerima merasa bahwa tidak memenuhi permintaan tersebut akan berakibat pada hukuman atau konsekuensi negatif. Oleh karena itu, menjadi krusial untuk meyakinkan lawan bicara bahwa permintaan yang diajukan bukanlah sesuatu yang bersifat memaksa.

|Baca juga: Danantara Genjot 22 Program Strategis Tuntas hingga Akhir 2025, Termasuk Restrukturisasi Asuransi!

|Baca juga: 22 Program Strategis Danantara Dapat Catatan Khusus dari Komisi VI, Apa Itu?

Mengadopsi NVC bukan hanya sekedar alat untuk mengatasi konflik, tetapi juga merupakan langkah menuju transformasi positif dalam interaksi sehari-hari. Dengan kesadaran dan praktik yang konsisten, kamu dapat membentuk hubungan yang lebih bermakna dan mendalam dengan orang-orang di sekitarnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Ternyata Begini 9 Cara Liburan Impian Tanpa Bikin Boncos
Next Post Wajib Tahu! Berikut 4 Tanda Kamu Mungkin Berada di Lingkungan Kerja yang Toxic

Member Login

or