1
1

Bos OCBC (NISP): Keberlanjutan Fondasi Penting Bangun Ketahanan Bisnis Jangka Panjang

Gedung OCBC. | Foto: OCBC

Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) atau OCBC menjalankan strategi keberlanjutan secara menyeluruh dari hulu ke hilir, mulai dari operasional bisnis, penyaluran solusi pembiayaan berkelanjutan, hingga program CSR yang terintegrasi dengan prinsip ekonomi dan fesyen sirkular.

Seluruh inisiatif ini menunjukkan keberlanjutan bukan sekadar program tambahan, melainkan bagian dari strategi inti perusahaan yang menyentuh berbagai rantai nilai bisnis dan sosial. OCBC telah mengimplementasikan ketiga pilar keberlanjutan terdiri dari Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST) guna mendukung pencapaian target nol emisi karbon pada 2050.

|Baca juga: Bukan Cuma Urus Untung, Ini Rahasia Balanced Scorecard Biar Bisnis Makin Ngebut!

|Baca juga: Jangan Cuma Fokus Cuan! Perusahaan Hebat Pasti Terapkan Prinsip HAM Ini

“Keberlanjutan bukan hanya tanggung jawab moral, tapi merupakan fondasi penting dalam membangun ketahanan bisnis jangka panjang. Dari efisiensi operasional gedung hingga skema pembiayaan, semua dirancang untuk mendorong transformasi menuju praktik yang lebih bertanggung jawab,” kata Direktur OCBC Heriyanto, dikutip dari keterangannya, Minggu, 27 Juli 2025.

Di bidang pembiayaan, OCBC telah menerapkan prinsip responsible financing, termasuk integrasi risiko LST ke dalam proses penilaian debitur di segmen business banking. Per 31 Desember 2024, OCBC telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan senilai Rp37,85 triliun, tumbuh sebesar 17 persen secara tahunan (YoY).

“Dan 42 persen di antaranya didistribusikan melalui inisiaitif Green Financing dan Sustainability-Llinked Loan (SLL) yang ditawarkan OCBC,” jelasnya.

Lewat skema pembiayaan SLL, OCBC membuka peluang pembiayaan berkelanjutan bagi seluruh sektor industri, tidak hanya spesifik pada sektor tertentu, selama debitur memiliki Key Performance Indicator (KPI) keberlanjutan yang ambisius dan relevan.

Hingga saat ini, OCBC telah menyalurkan SLL untuk berbagai sektor diantaranya sektor kelapa sawit, forestry, chemical manufacturing, real estate; termasuk juga SLL dengan KPI yang menyasar dampak sosial.

|Baca juga: Pricing Objective Jadi Strategi Bisnis yang Cocok Diterapkan untuk Pemula, Ini Alasannya!

|Baca juga: Ternyata Ini 5 Alasan Gen Z dan Milenial Tertarik Investasi Emas

Terlepas dari SLL, OCBC juga menyalurkan pembiayaan hijau untuk berbagai sektor termasuk untuk membiayai energi terbarukan, pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan, pengelolaan limbah, serta bangunan hijau dan green mortgage, dan lain-lain.

Dorong circular fashion dan UMKM lokal lewat kolaborasi mode berkelanjutan

Lebih lanjut, dalam membangun masa depan berkelanjutan, OCBC mengimplementasikan inisiatif circular fashion yang memadukan inovasi lingkungan, pemberdayaan UMKM, dan kesadaran gaya hidup berkelanjutan.

Melalui kolaborasi bersama desainer mode berkelanjutan Adrie Basuki serta mitra sosial seperti Precious One (bagian dari Yayasan Karya Insan Sejahtera yang berfokus pada pemberdayaan), Rappo, dan XS Project, OCBC mengubah seragam batik bekas pakai karyawan menjadi koleksi fesyen bernilai guna.

Brand & Communication Division Head OCBC Aleta Hanafi menjelaskan circular fashion adalah contoh bagaimana pendekatan kreatif bisa membawa dampak nyata dan inklusif. Kolaborasi ini menjadi cara OCBC menghubungkan komunitas kreatif termasuk UMKM dan isu lingkungan ke dalam satu gerakan yang inspiratif dan berkelanjutan.

“Selain menciptakan dampak sosial, kami juga memperluas makna sustainability ke dalam gaya hidup,” ungkap Aleta Hanafi.

Koleksi kolaborasi dengan Adrie Basuki dan UMKM menampilkan desain kontemporer yang menggunakan bahan daur ulang dari seragam batik OCBC. Kain bekas diolah menjadi aksesori dan busana dengan pendekatan mode ramah lingkungan seperti tote bag, laptop sleeve, notebook, vest, cable hugger, pouch, key cover, bandana, dan pencil topper.

|Baca juga: Danantara Diminta Hindari Model Konglomerasi yang Tidak Produktif, Ternyata Ini Alasannya!

|Baca juga: 22 Program Strategis Danantara Dapat Catatan Khusus dari Komisi VI, Apa Itu?

Kolaborasi ini juga menjadi ruang pertumbuhan bagi UMKM binaan OCBC dalam bidang kreatif, tekstil, dan daur ulang. Program ini bukan sekadar pengelolaan limbah tekstil, melainkan bagian dari strategi keberlanjutan menyeluruh OCBC.

Produk-produk hasil daur ulang dijual melalui Gerobak CSR, dan seluruh hasilnya digunakan untuk penanaman mangrove di berbagai wilayah Indonesia, dari pesisir Bangka Belitung hingga Sulawesi Selatan.

Aleta menjelaskan sebagai bagian dari komitmen pengelolaan limbah yang bertanggung jawab, OCBC menjadi bank pertama di Indonesia yang meluncurkan seragam batik baru yang dibuat dari bahan 90 persen poliester daur ulang.

|Baca juga: Danantara Genjot 22 Program Strategis Tuntas hingga Akhir 2025, Termasuk Restrukturisasi Asuransi!

|Baca juga: 22 Program Strategis Danantara Dapat Catatan Khusus dari Komisi VI, Apa Itu?

“Material ini berasal dari limbah botol plastik PET yang diolah kembali menjadi serat tekstil, kemudian dikembangkan menjadi batik bercorak modern yang merepresentasikan semangat keberlanjutan,“ tutup Aleta.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Perusahaan Global dari Berbagai Industri Kian Fokus pada Komitmen ESG
Next Post Tinggalkan Benda dan Kebiasaan Ini Untuk Hidup Hemat

Member Login

or