Media Asuransi, JAKARTA – Uang seharusnya jadi alat yang memperkuat hubungan, bukan malah menjadi sumber konflik. Namun realitanya, masalah keuangan adalah salah satu penyebab utama pertengkaran dalam rumah tangga.
Banyak orang bilang uang bisa membeli kebahagiaan. Mungkin benar, tapi uang juga bisa jadi pemicu masalah kalau tidak dikelola dengan baik terutama dalam hubungan yang melibatkan dua kepala, dua cara berpikir, dan dua latar belakang finansial.
|Baca juga: Kemenkes: Platform Satu Sehat Jadi Jalan Tol Digitalisasi Kesehatan
|Baca juga: |Baca juga: Bos BCA (BBCA): Dampak Tarif Resiprokal AS ke Kredit Manufaktur Masih Minim
Mengutip Bank Neo Commerce, Sabtu, 9 Agustus 2025, berikut ini lima masalah keuangan yang umum terjadi dalam rumah tangga, lengkap dengan cara menghindarinya agar hubungan tetap harmonis dan masa depan tetap aman.
1. Penghasilan tidak cukup
Stres karena penghasilan pas-pasan bisa membuat rumah tangga cepat panas. Saat kebutuhan pokok tidak terpenuhi mulai dari biaya makan, listrik, cicilan, hingga biaya anak maka emosi lebih mudah meledak.
|Baca juga: Formaksi: Harus Ada Super AI untuk Integrasikan Data Asuransi Swasta hingga BPJS Kesehatan
|Baca juga: ARSSI: Alur Kesehatan Harus Diperbaiki untuk Ciptakan Layanan yang Efektif
Solusinya? Diskusikan kondisi keuangan secara terbuka sejak awal. Jujur soal pemasukan dan pengeluaran. Kalau perlu, cari cara untuk menambah penghasilan bersama: bisa lewat kerja sampingan, freelance, atau bahkan mulai usaha kecil. Penting, hadapi tantangan ini sebagai tim, bukan saling menyalahkan.
2. Komunikasi finansial yang buruk
Salah paham soal uang bisa terjadi hanya karena kurang ngobrol. Misalnya, kamu menabung untuk beli rumah, tapi pasangan malah pakai uangnya untuk liburan dadakan. Ini bukan soal siapa yang salah, tapi soal tidak adanya komunikasi.
Mulailah rutin berdiskusi soal keuangan. Bikin waktu khusus untuk ngobrolin anggaran bulanan, pengeluaran, dan rencana masa depan. Jangan tunggu ada masalah dulu baru bicara. Komunikasi keuangan yang sehat bisa mempererat hubungan, bukan sebaliknya.
3. Tidak jujur soal uang
Menyembunyikan utang, belanja diam-diam, atau pura-pura tidak tahu soal pengeluaran besar yang bisa jadi bom waktu dalam rumah tangga. Sekali kepercayaan hilang karena uang, sulit untuk membangunnya kembali.
|Baca juga: Survei Manulife: Masyarakat Indonesia Lebih Mengutamakan Kualitas Hidup daripada Usia Panjang
|Baca juga: Bos BCA (BBCA): Dampak Tarif Resiprokal AS ke Kredit Manufaktur Masih Minim
Kunci utama adalah transparansi. Sepakati dari awal bahwa tidak ada rahasia soal keuangan. Buka-bukaan soal gaji, utang, target tabungan, bahkan kesalahan yang pernah dibuat. Kejujuran ini akan jadi fondasi yang kuat, baik untuk stabilitas finansial maupun emosional.
4. Masalah karena penghasilan berlebih
Bukan cuma kekurangan uang yang bisa jadi masalah. Ketika penghasilan tiba-tiba naik, gaya hidup juga ikut naik. Dan di sinilah gesekan bisa muncul: siapa yang mengelola uangnya, bagaimana dibagi, dan prioritas siapa yang harus diutamakan?
Solusinya adalah menyepakati tujuan bersama. Mau dipakai untuk beli rumah? Investasi? Pendidikan anak? Liburan keluarga? Jangan sampai uang yang seharusnya jadi berkah malah jadi pemecah belah. Tetap rendah hati dan bijak, meskipun saldo rekening bertambah.
5. Tidak punya rencana keuangan
Banyak pasangan terjebak dalam siklus ‘gaji habis, mulai dari nol lagi’, karena tidak punya perencanaan jangka panjang. Akibatnya, saat ada kebutuhan mendadak seperti sakit, biaya sekolah, atau keinginan beli rumah, selalu panik karena dananya tidak tersedia.
|Baca juga: Rendahnya Pemeriksaan Kesehatan dan Digitalisasi Jadi Penghambat Penurunan Klaim Asuransi
Solusi? Buat rencana keuangan keluarga. Tentukan tujuan seperti punya dana darurat, beli rumah dalam lima tahun, siapkan biaya pendidikan anak, atau persiapan pensiun. Atur anggaran bulanan, dan mulai konsisten menabung.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News