1
1

5 Jurus Jitu Design Thinking yang Bisa Ubah Cara Kamu Pecahkan Masalah

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, JAKARTA – Pernahkah Sobat Asuransi mendengar istilah design thinking? Bagi sebagian orang, istilah ini mungkin identik dengan inovasi, pemikiran kreatif, serta lahirnya ide-ide baru. Persepsi tersebut tidak keliru karena ketiga hal tersebut memang merupakan hasil yang diharapkan dari proses design thinking.

Metode ini umumnya diterapkan dalam pekerjaan yang berkaitan dengan desain produk, pengalaman pengguna (user experience atau UX), arsitektur, dan bidang kreatif lainnya. Namun, design thinking tidak hanya relevan di bidang tersebut. Dalam dunia bisnis, pendekatan ini juga memberikan manfaat yang signifikan.

|Baca juga: OJK Catat Kredit Bank Dikuasai Sektor Tambang, Kue Bisnis di UMKM Masih Minim

|Baca juga: Asuransi dan Reasuransi BUMN Bakal Dimerger, Bos OJK Beri Pesan Penting Ini!

Secara sederhana, design thinking adalah metode pemecahan masalah yang berfokus pada pemahaman kebutuhan manusia. Konsep ini bahkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan kenyamanan dan efisiensi dalam berbagai aspek.

Proses design thinking dimulai dari menganalisis konteks, mengidentifikasi dan memahami masalah, mengembangkan ide dan solusi, menerapkan pemikiran kreatif, membuat sketsa model atau prototipe, hingga melakukan pengujian dan evaluasi.

Pendekatan ini memberi ruang untuk mengalami kegagalan sehingga Sobat Asuransi dapat belajar dari setiap kegagalan tersebut, memahami penyebabnya, dan menemukan cara untuk melakukan perbaikan.

|Baca juga: Riduan Resmi Jadi Dirut, Berikut Daftar Lengkap Direksi dan Komisaris Bank Mandiri (BMRI)

|Baca juga: Profil Riduan yang Kini Jadi Bos Bank Mandiri (BMRI), Pernah Berkarier di BPJS Kesehatan!

Dalam konteks bisnis, design thinking menjadi sangat bermanfaat karena melibatkan kolaborasi langsung dengan pengguna, bukan sekadar menciptakan sesuatu untuk mereka. Melalui kolaborasi ini, solusi yang dihasilkan akan lebih tepat sasaran.

Melansir laman Tugu Insurance, Sabtu, 9 Agustus 2025, berikut adalah beberapa elemen penting yang menjadi bagian dari design thinking:

1. People centered

Berfokus pada kebutuhan dan masalah manusia adalah esensi dari design thinking. Design thinking bertujuan untuk memberikan solusi yang relevan terhadap tantangan yang dihadapi. Oleh karena itu, penting untuk Sobat Asuransi menerapkan empati secara utama saat menggunakan design thinking.

2. Interaktif

Pendekatan yang bersifat interaktif memungkinkan pengulangan dalam proses design thinking. Ini memberikan kesempatan untuk menemukan solusi yang optimal dalam mengatasi suatu masalah. Design thinking kadang-kadang dianggap sebagai proses yang menantang karena sifatnya yang interaktif.

|Baca juga: Beberapa Pekan Menuju Maybank Marathon 2025: Jaga Ritme, Kuatkan Mental!

|Baca juga: Perkuat Pelestarian Seni Budaya, Jajaran Direksi BCA (BBCA) Tampil di Ketoprak Financial

3. Highly Creative

Diperlukan tingkat kreativitas yang tinggi untuk merancang solusi yang inovatif. Kemampuan untuk melihat dari perspektif orang lain dan menciptakan solusi yang kreatif menjadi kunci dalam design thinking.

4. Hands On

Setelah mengembangkan design thinking, langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba sebelum menghasilkan sesuatu secara final, baik itu produk atau ide. Uji coba ini berfungsi sebagai pemicu untuk mendapatkan umpan balik dari orang lain.

Intinya, hasil dari design thinking perlu diuji coba terlebih dahulu sebelum diimplementasikan secara penuh ya Sobat Asuransi. Berikut adalah tahapan design thinking yang bisa Sobat Asuransi terapkan:

Empathize

Empathize dalam design thinking merupakan langkah awal yang sangat penting. Meskipun ada kemungkinan melakukan kelima tahap secara bersamaan, sebagian besar proyek dimulai dengan tahap ini lho Sobat Asuransi. Pada tahap ini, fokus diberikan pada pemahaman terhadap pengguna, menggali keinginan, kebutuhan, dan tujuan mereka. Observasi harus dilakukan tanpa asumsi.

Define

Setelah Sobat Asuransi mengumpulkan data terkait pengguna, langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Identifikasi masalah atau hambatan yang dihadapi pengguna dan tentukan pernyataan masalah. Pada tahap ini, Sobat Asuransi akan fokus pada sudut pandang pengguna, dan hindari menekankan tindakan yang harus dilakukan perusahaan.

|Baca juga: Bos OJK: Masih Ada Ruang untuk Bank Turunkan Suku Bunga Kredit di 2025

|Baca juga: 92 Kopdes Meluncur, OJK Tancap Gas Beberkan Strategi Jaga Kredit Tetap Aman

Ideate

Dengan informasi tentang keluhan pengguna dan pernyataan masalah yang jelas, tahap selanjutnya adalah menghasilkan ide-ide kreatif sebagai solusi. Ini adalah tahap di mana proses kreatif dimulai, dan bebas untuk mengeksplorasi berbagai ide tanpa penilaian atau evaluasi awal.

Prototype

Setelah Sobat Asuransi memilih ide yang paling menjanjikan, langkah selanjutnya adalah membuat visualisasi dari ide tersebut. Prototype adalah versi awal dari produk atau solusi yang digunakan untuk mengevaluasi dan menguji desain yang telah dirancang. Tahap ini memungkinkan eksperimen untuk melihat apakah produk sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Solusi dapat diterima, diperbaiki, dirancang ulang, atau bahkan ditolak.

Test

Tahap ini melibatkan pengujian prototype dengan pengguna. Meskipun bersifat opsional, pengujian memberikan manfaat berupa ulasan produk, yang dapat digunakan Sobat Asuransi untuk memaksimalkan produk berdasarkan umpan balik pengguna.

Sobat Asuransi mari terus semangat dan menerapkan strategi design thinking sebagai cara untuk belajar dari kegagalan. Juga mendukung budaya yang menerima kegagalan sebagai bagian dari inovasi dapat merangsang kreativitas dan memotivasi Sobat Asuransi untuk terus menciptakan solusi yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasar.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Para Perempuan Wajib Tahu Apa Itu Glass Ceiling dan Cara Mengantisipasinya!
Next Post Inilah 4 Jurus Merdeka Finansial ala Astra Life

Member Login

or