Media Asuransi, JAKARTA – Tingkat literasi dan inklusi keuangan perempuan di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan laki-laki. Fakta ini diungkapkan oleh Kepala Direktorat Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Rony Ukurta Barus, berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2025.
“Dapat kami sampaikan berdasarkan Survei Nasionalitas dan Inklusi Keuangan 2025, kita dapat melihat perempuan masih memiliki tingkat literasi dan inklusi yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki. Ini berdasarkan survei terakhir,” ujar Rony, di Jakarta, Kamis, 7 Agustus 2025.
|Baca juga: Rockfields Properti (ROCK) Catat Pendapatan Rp67,07 Miliar di Kuartal II/2025
|Baca juga: Ini Tanggapan Bos Wahid Rockfields (ROCK) Usai Kena Suspensi dari BEI
Ia menjelaskan indeks literasi keuangan perempuan berada di angka 65,58 persen. Artinya, hanya sekitar dua dari tiga perempuan Indonesia yang memahami pengelolaan dan produk keuangan. Angka ini sedikit lebih rendah dari laki-laki yang mencatat skor literasi sebesar 67,82 persen.
“Indeks literasi keuangan perempuan berada di angka 65,58 persen, jadi hasil survei ini kita mengetahui hanya 65,58 persen perempuan yang dia sudah paham mengenai produk keuangan, paham mengenai pengelolaan keuangan, sedikit lebih rendah dibanding laki-laki yang 67,82 persen,” ujarnya.
Kesenjangan juga terjadi dalam aspek inklusi keuangan, yaitu penggunaan produk dan layanan keuangan. Menurut Rony tingkat inklusi keuangan perempuan tercatat sebesar 80,28 persen, sementara laki-laki sedikit lebih tinggi di angka 80,73 persen.
“Sedangkan penggunaan produk keuangan, perempuan tingkat inklusinya mencapai 80,28 persen, sedikit di bawah laki-laki yang sebesar 80,73 persen. Sehingga dapat kami sampaikan hasil survei ini mendorong kami (OJK) untuk berusaha meningkatkan tingkat literasi dan inklusi keuangan, khususnya di segmen prioritas yang perlu mendapatkan,” tukasnya.
Sebagai respons, OJK terus menggencarkan program literasi keuangan yang menyasar seluruh wilayah, termasuk daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Salah satunya melalui gerakan nasional bertajuk GENCARKAN.
|Baca juga: Indef Curiga, Kok Bisa Ekonomi RI Naik tapi Setoran Pajak Malah Jeblok?
|Baca juga: Heboh Ekonomi RI Tumbuh 5,12%! Indef Bongkar Sejumlah Kejanggalan Data BPS di Kuartal II/2025
“OJK pada 22 Agustus 2024 itu telah melaksanakan kegiatan GENCARKAN, ini adalah Gerakan Nasional Cerdas Keuangan, kita melibatkan seluruh OJK untuk dapat meliterasi masyarakat Indonesia di seluruh pelosok Indonesia, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang di daerah 3T itu tidak paham mengenai pengelolaan keuangan,” jelas Rony.
Tak hanya itu, Rony mengungkapkan, jika OJK saat ini telah menjalankan berbagai program edukasi keuangan yang dirancang khusus untuk perempuan dan keluarga. “Selain itu, kita juga memiliki program-program yang memang menyasar secara khusus kepada kaum perempuan dan juga keluarga seperti program Bundaku, program Sicantik, dan sebagainya,” tutupnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News