1
1

HSBC Sebut Geliat Investor Domestik dan Kembalinya Asing Picu Pasar Modal RI Kian Kuat

Aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA — HSBC Global Research menilai valuasi pasar saham Indonesia masih menarik, bahkan setelah reli dua bulan terakhir yang mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendekati target level 7.620.

Head of Equity Strategy Asia Pacific HSBC Global Research Herald van der Linde menegaskan Indonesia tetap menjadi salah satu pasar dengan harga yang kompetitif di kawasan Asia.

|Baca juga: AASI Sebut Jalur Keagenan Jadi Andalan untuk Tingkatkan Penetrasi Asuransi Syariah

|Baca juga: AASI Sebut Pemahaman Skema Co-Payment kepada Masyarakat Harus Diluruskan

“Indonesia biasanya diperdagangkan dengan premi, namun saat ini justru diskon tipis. Terhadap sejarahnya sendiri, level ini termasuk murah,” ujar Herald, dalam media briefing, Jumat, 8 Agustus 2025.

Saat ini, lanjutnya, rasio Price-To-Earnings (PER) Indonesia berada di kisaran 12 kali, level yang lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata historisnya maupun negara-negara sebanding di kawasan.

Herald mengungkapkan rendahnya valuasi ini memberikan ruang kenaikan lebih lanjut, apalagi jika momentum pertumbuhan ekonomi terus terjaga. Ia menambahkan sebagian besar investor asing saat ini berada pada posisi underweight terhadap saham Indonesia.

“Di awal tahun, banyak investor asing yang memilih berhati-hati. Bahkan, beberapa menjual kepemilikannya. Tapi mereka yang bertahan cenderung siap melanjutkan investasi,” jelasnya.

|Baca juga: OJK Sebut Perempuan Masih Tertinggal dari Laki-laki soal Literasi Keuangan

|Baca juga: Gaptek Bisa Jadi Penghalang, Pelaku UMKM Perempuan Wajib Kuasai AI

Optimisme ini semakin menguat setelah rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal terbaru yang dianggap memberi sinyal positif. “Angka PDB terbaru adalah awal yang baik. Ada keyakinan besar bahwa pertumbuhan sedang pulih,” kata Herald.

Lebih lanjut, HSBC memperkirakan pertumbuhan laba emiten Indonesia akan mencapai sekitar 10 persen dalam 12 bulan ke depan. Herald melihat potensi kenaikan IHSG tidak hanya datang dari investor domestik, yang selama ini menjadi penggerak utama, tetapi juga dari kembalinya investor asing.

“Kalau keduanya bergerak bersama, pasar akan semakin kuat,” ujarnya.

Ia mengingatkan pemulihan sentimen pasar global terhadap negara berkembang akan menjadi faktor penting. “Ketika pertumbuhan mulai terlihat jelas, investor asing akan melihat Indonesia sebagai destinasi yang undervalued dengan prospek yang menarik,” tegasnya.

Meski denikian, Herald tetap menekankan pentingnya menjaga kepercayaan investor melalui stabilitas ekonomi dan kebijakan yang mendukung pasar modal. Menurutnya kombinasi valuasi rendah, proyeksi pertumbuhan laba yang solid, dan potensi arus modal asing membuat Indonesia berada pada posisi strategis untuk mencetak kinerja positif hingga akhir tahun.

|Baca juga: Kemenkeu: Perempuan Punya Peran Ganda bagi Keluarga dan Perekonomian Nasional

|Baca juga: OJK: 64% UMKM Dipegang Perempuan, tapi Masih Sulit Akses Digital!

“Kalau dilihat dari proyeksi, target indeks 7.620 yang kami buat tiga bulan lalu bisa tercapai lebih cepat dari perkiraan,” pungkasnya,

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Minim Emiten Baru, HSBC Dorong Indonesia Genjot IPO untuk Gaet Investor
Next Post Pemerintah Catat Penyaluran KUR Capai Rp150 Triliun per Juli 2025, Paling Banyak di Sektor Produksi

Member Login

or