Media Asuransi, JAKARTA – Direktur Utama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) Iding Pardi mengungkapkan capaian kinerja pasar modal saat ini patut dibanggakan. Pasalnya, dari berbagai indikator selama tahun ke tahun kinerja pasar modal terus menunjukkan perkembangan yang signifikan.
Berdasarkan data KPEI per 8 Agustus 2025, Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) mengalami kenaikan dan menyentuh Rp13,56 triliun, sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai level 7.533, jumlah investor bertumbuh sebesar 17.465.848 juta, dan jumlah emiten yang berkembang sebesar 954 perusahaan.
|Baca juga: OJK dan Danantara Gelar Non-Deal Roadshow di Luar Negeri untuk Perkuat Pasar Modal RI
“Kenaikan kapitalisasi pasar, IHSG, jumlah emiten yang hampir menyentuh seribu perusahaan, dan juga jumlah investor yang sudah lebih dari 17 juta investor,” ujar Iding, di Pembukaan 48 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia bertajuk ‘Mewujudkan Ekonomi Mandiri, Berdaulat dan Maju Bersama’, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 11 Agustus 2025.
Selain itu, capaian kinerja lainnya juga terlihat dari peningkatan yang terjadi dari nilai transaksi harian dengan rata-rata lebih dari Rp13 triliun per hari, kemudian aset yang dikelola oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebesar Rp8,30 triliun, nilai agunan yang mencapai Rp34,77 triliun, dan juga dana jaminan yang dikelola oleh KPEI sebesar Rp9,17 triliun.
|Baca juga: Minim Emiten Baru, HSBC Dorong Indonesia Genjot IPO untuk Gaet Investor
|Baca juga: Bos GOTO: KOMPAG Sumbang Rp19,6 Triliun terhadap PDB Indonesia
Iding menyebutkan infrastruktur pasar yang kokoh dan inovasi yang berkelanjutan membuat pasar modal Tanah Air semakin kompetitif bukan hanya di pasar regional tetapi juga di pasar global. “Angka-angka ini adalah bukti nyata kemajuan industri dan kepercayaan publik terhadap pasar modal Indonesia,” terang Iding.
KPEI menambahkan peluang juga terbuka dalam pasar modal seperti pertumbuhan investor, stabilitas ekonomi domestik, kemajuan teknologi digital, pengembangan produk dan instrumen baru, serta pemanfaatan teknologi big data untuk pengawasan.
Namun, Iding menambahkan, tantangan dari peluang tersebut tidak sederhana. Pasar modal akan menghadapi tantangan seperti ketidakpastian global, pendalaman pasar yang masih perlu ditingkatkan, kualitas tata kelola emiten, ancaman siber, dan pelindungan investor yang lebih baik.
|Baca juga: Pemerintah Pede UMKM Indonesia Punya Daya Tahan Tangguh, 3 Ini Jadi Buktinya!
|Baca juga: Pemerintah Catat Penyaluran KUR Capai Rp150 Triliun per Juli 2025, Paling Banyak di Sektor Produksi
Menjawab peluang dan tantangan tersebut, KPEI dari aspek suplai dan permintaan akan melakukan peningkatan jumlah dan kualitas emiten, literasi dan inklusi investor, diversifikasi instrumen, serta pengembangan pasar modal syariah.
“Adapun dari aspek infrastruktur dan intermediary, meliputi pembaruan dan peningkatan kapasitas support system SRO, penguatan keamanan siber, perluasan keanggotaan, penguatan data governance, dan perluasan kemanfaatan big data untuk pengawasan,” tutup Iding.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News