Media Asuransi, GLOBAL – Laporan State of Insurtech yang dirilis CB Insights menyebutkan pendanaan teknologi asuransi (insurtech) global turun pada kuartal II/2025. Kondisi itu dengan total investasi sebesar US$1,1 miliar atau merosot 21 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Melansir Insurance Asia, Rabu, 13 Agustus 2025, jumlah transaksi juga mengalami penurunan sembilan persen menjadi 91 kesepakatan. Nilai median transaksi sepanjang tahun hingga saat ini tercatat sebesar US$4,2 juta, turun 19 persen dibandingkan dengan 2024.
|Baca juga: OJK Terus Genjot Pembiayaan UMKM di Industri Perbankan
|Baca juga: Dorong Pertumbuhan PVML, OJK Siapkan Deregulasi dan Peta Jalan
Berbeda dengan pasar modal ventura secara umum, pendanaan insurtech tidak terdorong oleh investasi terkait kecerdasan buatan (AI) dalam beberapa kuartal terakhir.
Secara regional, Amerika Serikat tetap menjadi pasar terbesar dengan porsi 60 persen dari total kesepakatan insurtech global, tertinggi sejak 2017. Eropa berada di posisi kedua dengan 21 persen, sedangkan kawasan lainnya, termasuk Asia-Pasifik, menyumbang 16 persen.
Di Asia, pendanaan insurtech pada kuartal II/2025 tercatat sebesar US$22 juta dari 10 transaksi. Angka ini relatif kecil dibandingkan dengan total global.
Laporan tersebut mencatat kondisi ini menunjukkan masih adanya tekanan terhadap pendanaan insurtech global, khususnya di segmen Property and Casualty (P&C), meski model bisnis berbasis Life and Health (L&H) menunjukkan ketahanan yang lebih baik.
|Baca juga: Nama Adrian Gunadi Tidak Muncul di Daftar Red Notice Interpol, Bos OJK Tegaskan Hal Ini!
|Baca juga: OJK: Aset PVML Tembus Rp1.049,63 Triliun, Pembiayaan UMKM Capai Rp272 Triliun
CB Insights menilai peluang di Asia-Pasifik tetap terbuka pada segmen khusus, seperti Individual Coverage Health Reimbursement Arrangement (ICHRA) dan platform manfaat kesehatan lainnya, yang pendanaannya cenderung lebih kuat di tengah perlambatan pasar.
Secara global, insurtech P&C menjadi segmen yang paling terdampak dengan pendanaan turun menjadi US$400 juta, level terendah dalam delapan tahun dan 89 persen di bawah puncaknya pada kuartal II/2021.
Tidak ada pendanaan tahap lanjut (Series D atau lebih tinggi) yang tercatat untuk perusahaan P&C pada periode ini. Satu-satunya aksi likuiditas besar di segmen ini adalah penawaran umum perdana (IPO) oleh perusahaan asuransi rumah asal AS dengan valuasi lebih dari US$2 miliar.
Sementara insurtech L&H berhasil mengamankan sebagian besar pendanaan terbesar kuartal ini, termasuk beberapa putaran pendanaan di atas US$100 juta. Segmen ini juga mencatat valuasi unicorn pertama sejak 2022 dan IPO pertama sejak tahun tersebut.
|Baca juga: OJK Ungkap Kabar Terbaru tentang Implementasi Asuransi TPL
|Baca juga: Gandeng Hiswana Migas, Bank Muamalat Dukung Ekosistem Energi Melalui Layanan Perbankan Syariah
Lebih lanjut, aktivitas di segmen ICHRA juga mencatat kinerja kuat dengan lima platform berhasil menghimpun total US$234 juta atau hampir seperlima dari total pendanaan insurtech global.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News