Media Asuransi, JAKARTA – Analis Trimegah Sekuritas, Kharel Devin Fielim, mengingatkan bahwa interpretasi laporan keuangan perusahaan asuransi pada 2025 tidak dapat dilakukan seperti membaca laporan keuangan pada umumnya. Perlu diingat bahwa saat ini ada transisi penyajian laporan keuangan dari PSAK 104 Kontrak Asuransi (sebelumnya PSAK 62) ke PSAK 117 Kontrak Asuransi.
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau Tugu Insurance telah menyampaikan laporan keuangan konsolidasian semester I/2025 dengan Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 117 atau IFRS 17, pada pekan lalu.
|Baca juga: DANA Berkolaborasi dengan Trimegah Sekuritas Pasarkan e-SBN
Menurut Kharel, secara sekilas laba bersih TUGU seakan terlihat mengalami penurunan signifikan sebesar 41,7 persen menjadi Rp357,53 miliar. Namun sebenarnya penurunan laba ini disebabkan dari sisi topline yaitu hasil jasa asuransi yang mengalami penurunan cukup signifikan sesuai dengan ketentuan PSAK 117.
Dia menilai, kinerja TUGU pada semester I/2025 relatif stabil dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni semester I/2024 dengan PSAK 104, meskipun secara nominal terdapat penurunan laba.
“Kalau kita buka laporan keuangannya, emiten anak BUMN Pertamina ini menyajikan kembali atau restated semester I/2024 dengan angka yang jauh lebih besar dibandingkan laporan keuangan semester I/2024 yang dipublikasikan tahun sebelumnya. Hal ini yang membuat laba TUGU semester I/2025 terlihat seakan anjlok,” ujar Kharel dalam keterangan resmi Tugu Insurance, Rabu, 13 Agustus 2025.
|Baca juga: Trimegah Sekuritas Pertahankan Peringkat idA dengan Prospek Stabil
Dia merinci bahwa pada tahun lalu, TUGU mempublikasikan laba bersih Rp438,77 miliar pada semester I/2024 dengan menggunakan PSAK 104. Adapun pada semester I/2025, laba bersih yang dilaporkan adalah Rp357,53 miliar, atau ada penurunan sekitar 18 persen.
Kharel mengingatkan agar para investor juga harus mencermati mengenai selisih laba semester I/2024 yang disajikan kembali sesuai PSAK 117 dengan laba semester I/2024 sesuai PSAK 104 yang dipublikasikan tahun lalu. Selisih dari laba tersebut masuk ke dalam ekuitas yang membuat nilai buku atau book value TUGU menjadi naik secara tiba-tiba.
“Selisih total ekuitasnya sebesar Rp557 miliar, yang banyak disumbang oleh saldo laba yang belum dicadangkan. Secara sederhana valuasi TUGU berdasarkan book value justru jadi meningkat,” ujarnya.
Analis Trimegah Sekuritas ini tidak menampik ada penurunan pada hasil underwriting TUGU yang banyak dipengaruhi perlambatan makro ekonomi. Namun, penurunan ini relatif tergantikan dengan kinerja investasi yang meningkat signifikan bila dikomparasi dengan semester I/2024 PSAK 104 maupun yang restated dengan PSAK 117. Hasil investasi pada semester I/2025, naik 22,94 persen secara year on year di tengah kondisi market yang fluktuatif sejak awal tahun.
Menurut Kharel, apabila kinerja TUGU pada semester II/2025 relatif sama dengan semester I/2025, maka laba tahun ini akan relatif flat dengan laba tahun lalu. Dengan demikian, dividen yang dibayarkan bisa relatif sama seperti tahun sebelumnya. “Namun ada catatannya, jika dividen payout ratio tentunya sama seperti tahun lalu yang sebesar 40 persen dari total laba bersih,” ujarnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News