Media Asuransi, JAKARTA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy menyebutkan penting bagi pemerintah dan pihak terkait untuk menjadikan ekonomi Indonesia di masa mendatang berbasis syariah. Diharapkan kondisi itu bisa mendatangkan keberkahan.
“Ekonomi yang membawa tidak hanya keadilan, tapi juga keberkahan. Kita ingin adil, makmur, tapi berkah,” kata Rachmat, dalam Sarasehan Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah bertajuk ‘Refleksi Kemerdekaan RI ke-80 Tahun 2025: Menjadikan Indonesia Pusat Ekonomi Syariah Dunia‘, di Jakarta, Rabu, 13 Agustus 2025.
|Baca juga: BI Siapkan 6 Program Unggulan untuk Perkuat Ekonomi Syariah RI
|Baca juga: Indef: Indonesia Perlu Sumber Pertumbuhan Baru di Tengah Ancaman Ekonomi Global
Untuk memaksimalkan pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia, lanjutnya, tidak cukup hanya membangun visi halal, membangun farmasi halal, hingga hanya membangun travel halal. Terpenting, tambahnya, adalah bagaimana menjadikan dasar ekonomi ke depan berbasis syariah.
“Kali ini saya benar-benar harus melihat kembali rencana pembangunan jangka panjang nasional kita yang sudah diundangkan untuk periode 2025-2045. Tadi Ibu Menteri mengingatkan saya bahwa dalam rencana jangka menengah, pembangunan nasional kita, 2025 dan 2029 sudah mengarah kepada pengembangan ekonomi syariah,” ucapnya.
Terkait sasaran pembangunan, lanjutnya, di 2045 jelas diamanatkan untuk mencapai pendapatan per kapita negara maju, kemiskinan ekstrem sudah harus hilang pada tahun, kemiskinan tidak ada lagi di bumi pertiwi, dan meningkatkan daya saing Indonesia secara global.
“Dan kita juga berharap masyarakat kita punya kecerdasan yang sederajat dengan negara-negara yang maju. (Tapi) ternyata membangun kecerdasan intelektual saja tidak cukup. Tidak cukup membangun hanya kecerdasan sosial. Kita harus melangkah ke arah yang lebih tinggi lagi,” tukasnya.
Dalam hal ini, ia menyebutkan, kecerdasan yang dimaksudkan yakni yang berbasis nilai-nilai luhur dan agama. Bahkan, dirinya menilai, kecerdasan itu bisa lahir dari ekonomi syariah yang lebih berkeadilan dan lebih berkeberkahan. Lebih lanjut, Rachmat bersyukur Indonesia kini sudah mengarah kepada pencapaian Global Islamic Economic Indicator.
|Baca juga: Bos OCBC Bilang Kesepakatan Finansial dalam Rumah Tangga Kunci Atasi Bias Gender
|Baca juga: AI Diduga Ikut Melestarikan Bias Gender, Ini Kata UN Women
“Mari kita tingkatkan bahwa posisi kita makin lama makin tinggi, karena kita bisa melaksanakan zakat, infaq, sedekah, dan dana sosial keagamaan berbasis syariah. Aset wakaf terhadap PDB kita harus terus ditingkatkan sedemikian rupa, sehingga kita bisa meningkatkan indeks kita di keuangan global, khususnya keuangan Islam kita,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News