Media Asuransi, JAKARTA – Bank Mega Syariah mencatat total pembiayaan menguat dari Rp7,36 triliun pada 30 Juni 2024 menjadi Rp9,55 triliun pada 30 Juni 2025 atau tumbuh 29,84 persen. Segmen komersial menjadi penyumbang pembiayaan terbesar dengan outstanding lebih dari Rp5,72 triliun pada Juni tahun ini.
Segmen komersial yang mencapai Rp5,72 triliun pada Juni 2025 itu tumbuh 25,40 persen dari Rp4,56 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pada segmen konsumer, pembiayaan meningkat 44,39 persen menjadi Rp510,50 miliar dari Rp353,56 miliar. Produk Syariah Card juga mencatat pertumbuhan signifikan, naik 193,21 persen menjadi Rp194,19 miliar (YoY).
|Baca juga: BSI (BRIS) Dorong Pembentukan Indonesia Bullion Market Association
“Capaian positif tersebut merupakan hasil dari fokus perusahaan dalam memperkuat bisnis sekaligus menghadirkan inovasi produk dan layanan yang relevan dengan kebutuhan nasabah,” kata Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah Hanie Dewita, dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat, 15 Agustus 2025.
Selain itu, hingga paruh pertama 2025, Bank Mega Syariah mencatatkan perolehan laba sebelum pajak mencapai lebih dari Rp117,30 miliar, tumbuh 3,46 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp113,38 miliar.
“Peningkatan ini terutama ditopang oleh kenaikan pendapatan setelah distribusi bagi hasil yang mencapai Rp339,92 miliar, naik 12,60 persen dari Rp301,87 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya,” ucapnya.
|Baca juga: AFPI Tegaskan Tidak Ada Kesepakatan Penentuan Suku Bunga di Platform Pindar
|Baca juga: IHSG Berpeluang Tembus 8.000, MNC Sekuritas Jagokan 4 Saham Ini Cetak Cuan
Dari sisi pengumpulan dana, Bank Mega Syariah mencatat kinerja yang positif. Dana murah (giro dan tabungan) meningkat 7,97 persen menjadi lebih dari Rp3,27 triliun, sementara deposito naik 23,39 persen menjadi Rp7,86 triliun. Secara keseluruhan total DPK naik 18,42 persen menjadi lebih dari Rp11,13 triliun pada Juni 2025.
Hanie menjelaskan upaya peningkatan DPK dilakukan melalui berbagai inovasi produk dan optimalisasi layanan digital. Misalnya program Tabungan Mesya Berkah yang memberikan hadiah dan reward menarik. Selain itu, bagi nasabah yang berorientasi pada perencanaan keuangan jangka panjang, Bank Mega Syariah menawarkan Tabungan Mesya Berkah Rencana Sesukanya.
“Tren penurunan suku bunga menjadi tantangan tersendiri bagi perbankan khususnya pengumpulan dana. Meski demikian, kami terus berupaya mengoptimalkan strategi penghimpunan DPK melalui inovasi produk, penguatan layanan digital, dan penawaran program menarik bagi nasabah, sehingga pertumbuhan dapat tetap terjaga secara berkelanjutan,” ujar Hanie.
|Baca juga: Kepala Bappenas: Ekonomi Syariah Tidak Hanya Bawa Keadilan, tapi Juga Keberkahan
|Baca juga: Kepala Bappenas Usul Ada Dirjen Kemenkeu yang Mengurusi Keuangan Syariah
Fungsi intermediasi Bank Mega Syariah yang berjalan baik ini turut mendongkrak total aset yang tumbuh 9,28 persen menjadi Rp17,75 triliun. Financing to Deposit Ratio (FDR) di angka 85,82 persen, naik dari 77,80 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan kualitas aset tetap terjaga dengan rasio Non Performing Financing (NPF) gross pada level rendah 0,99 persen dan kewajiban penyediaan modal minimum terjaga di posisi 26 persen.
“Kami akan terus berupaya memperkuat fundamental bisnis, menjaga kualitas aset, serta mengembangkan produk dan layanan yang inovatif, dan semoga raihan positif ini dapat terjaga hingga akhir tahun,” pungkas Hanie.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News