1
1

Bos OJK Dukung Penuh Upaya Pemerintah Tingkatkan Daya Saing Ekonomi

Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dalam Risk and Governance Summit 2025, di Jakarta, Selasa, 19 Agustus 2025. | Foto: Media Asuransi/Sarah Dwi Cahyani

Media Asuransi, JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan perekonomian Indonesia tetap menunjukkan ketahanan di tengah perlambatan ekonomi global yang terjadi saat ini.

Hal itu tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,12 persen secara tahunan di kuartal II/2025, dengan sektor jasa keuangan yang stabil dan terjaga. Ia menjelaskan lembaga internasional seperti International Monetary Fund (IMF) pun telah menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global, termasuk proyeksi untuk Indonesia tahun ini dan 2026.

|Baca juga: Anthony Egerton Diangkat Jadi Presdir Asuransi FPG Indonesia

Optimisme serupa juga datang dari lembaga pemeringkat global, Standard & Poor’s (S&P), yang mempertahankan peringkat kredit Indonesia di level BBB untuk jangka panjang dan A2 untuk jangka pendek yakni dengan outlook yang stabil.

“Penilaian ini mencerminkan kepercayaan yang terus terjaga terhadap kekuatan perekonomian yang didukung oleh kondisi fiskal serta sektor keuangan yang solid,” kata Mahendra, dalam sambutannya, di acara Risk and Governance Summit 2025, di Jakarta, Selasa, 19 Agustus 2025.

Mahendra menyebutkan OJK mendukung penuh upaya pemerintah dalam meningkatkan daya saing ekonomi. Salah satunya memperkuat lembaga keuangan dalam mendukung program-program prioritas nasional. Hal ini termasuk di dalamnya dorongan terhadap skema pembiayaan sehat dan inklusif, serta penerapan prinsip tata kelola dan manajemen risiko yang baik.

“Termasuk fokus pada penguatan ekosistem yang sehat, inklusif, dan kompetitif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” imbuh Mahendra.

|Baca juga: Nikita Mirzani Ngamuk Rekeningnya ‘Diobrak-abrik’, Manajemen BCA Buka Suara!

|Baca juga: Sri Mulyani Siapkan Rp599,44 Triliun untuk Bayar Bunga Utang 2026

Mahendra menambahkan untuk membangun ekonomi yang inklusif dan tangguh maka diperlukan integrasi antarsektor, regulasi yang responsif, kebijakan fiskal moneter yang sinergis, serta penggunaan Governance, Risk and Compliance (GRC) yang adaptif dan kolaboratif.

“Hal ini yang menjadi semakin krusial dalam menopang pertumbuhan yang berkelanjutan dan memperkuat ketahanan nasional kita,” tutup Mahendra.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Sulitnya Mengatur Asuransi Kesehatan di Indonesia
Next Post Broker Asuransi Jadi Ujung Tombak Literasi Dana Pensiun

Member Login

or