1
1

BI Genjot Operasi Moneter Pro Market Demi Pertebal Likuiditas Perbankan

Gedung Bank Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan bank sentral akan terus mengoptimalkan strategi operasi moneter yang pro-market. Hal ini dilakukan guna mendorong peningkatan likuiditas di pasar uang dan perbankan.

Ia menyebutkan salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah menurunkan volume lelang dan posisi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) secara bertahap. “Hingga 15 Agustus 2025, total posisi instrumen SRBI tercatat sebesar Rp720,01 triliun, menurun dari Rp916,97 triliun pada awal Januari 2025,” ujar Perry, dalam konferensi pers hasil RDG BI, Rabu, 20 Agustus 2025.

|Baca juga: BI Ramal Tarif Resiprokal AS Bikin Ekonomi Dunia Ambruk

|Baca juga: Tarif AS Buat Inflasi Global Turun, Bos BI: Ekonomi Dunia Juga Berpotensi Melambat!

Selain itu, BI juga mengarahkan operasi moneter ke tenor atau jangka waktu yang lebih pendek guna mendukung kelonggaran likuiditas. Penerapan implementasi dealer utama atau primary dealer sejak Mei 2024 turut mendorong peningkatan aktivitas transaksi SRBI di pasar sekunder dan repurchase agreement (repo) antarpelaku pasar.

Kemudian dari sisi instrumen valas, posisi instrumen Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) pada 15 Agustus 2025 tercatat masing-masing sebesar US$4,56 miliar dan US$460 juta.

“Untuk memperkuat ekspansi likuiditas kebijakan moneter, Bank Indonesia juga melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder, sekaligus mencerminkan sinergi erat antara kebijakan moneter dengan kebijakan fiskal pemerintah,” ucapnya.

Tercatat selama 2025 hingga 19 Agustus 2025, Bank Indonesia telah membeli SBN sebesar Rp186,06 triliun, melalui pasar sekunder sebesar Rp137,80 triliun dan pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN), termasuk syariah, sebesar Rp48,26 triliun.

|Baca juga: BI Pangkas Lagi Suku Bunga Acuan Jadi 5% pada Agustus 2025

|Baca juga: BI Catat Transaksi E-Commerce Tembus Rp44,4 Triliun

“Ke depan, Bank Indonesia akan terus mengoptimalkan strategi operasi moneter pro-market untuk meningkatkan likuiditas dan efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap mencapai sasaran inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,” tutup Perry.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IHSG Bergerak Bervariasi, Ajaib Sarankan Beli Saham BRIS, MBMA, ARTO
Next Post BRMS, BRPT, SMBR, dan TKIM Jadi Saham yang Dijagokan Cuan Hari Ini

Member Login

or