Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, selama periode 1 Juli 2025 hingga 10 Agustus 2025, telah dibuka 263.109 rekening pelajar baru. Total nominal tabungan yang berhasil dibukukan para pelajar ini, mencapai Rp338,6 miliar.
OJK bersama kementerian/lembaga, industri jasa keuangan, pemerintah daerah, serta pemangku kepentingan terkait terus mendorong budaya menabung sejak dini yang penting untuk merencanakan masa depan dan berkontribusi membangun negeri.
Seruan untuk menabung sejak usia dini ini mengemuka dalam kegiatan Hari Indonesia Menabung (HIM) dan Bulan Literasi Keuangan (BLK) 2025 yang digelar di Jakarta, Jumat, 22 Agustus 2025. Kegiatan yang diikuti lebih dari 1.000 pelajar, mulai dari SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi di Jakarta ini, mengusung tema CEMERLANG “Cerdas Menabung untuk Indonesia Emas dan Gemilang”.
Hadir dalam acara ini Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityaswara, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen (PEPK) OJK, Friderica Widyasari Dewi, dan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, serta pimpinan kementerian/lembaga dan pelaku usaha jasa keuangan.
Airlangga Hartarto, yang juga selaku Ketua Harian Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI), menekankan pentingnya kebiasaan menabung sejak dini untuk mengantisipasi kebutuhan yang mendadak di masa depan.
“Adik-adik ini penting untuk menabung untuk mengurangi ketergantungan kepada orang tua. Jadi biasanya kalau mau minta uang untuk membeli sesuatu, tetapi kalau sudah punya menabung sebagian, nah itu punya independensi untuk membelanjakan tanpa perlu minta izin orang tua,” kata Airlangga.
|Baca juga: Hasil Survei Populix Patahkan Mitos Anak Muda Tak Suka Menabung
Senada dengan itu, Mirza Adityaswara menyampaikan bahwa menabung bukan hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga menjadi sumber pembiayaan pembangunan ekonomi nasional.
“Mulailah menabung sejak kecil, berapapun jumlahnya. Tabungan masyarakat inilah yang menjadi sumber dana untuk membiayai perusahaan, lapangan kerja, dan pembangunan Indonesia. Dulu kami menabung melalui Tabungan Pelajar. Sekarang generasi muda bisa lebih mudah menabung dengan SimPel (Simpanan Pelajar), tapi pesannya tetap sama: biasakan menabung sejak dini,” jelas Mirza.
Sementara itu, Friderica Widyasari Dewi, mengatakan bahwa peringatan HIM juga merupakan bagian dari dukungan OJK terhadap program Asta Cita Pemerintah dalam menyiapkan generasi emas 2045.
|Baca juga: 5 Jenis Tabungan yang Wajib Kamu Ketahui Demi Optimalkan Cuan
“Pelajar boleh membeli kebutuhan atau keinginan, asalkan dengan uang hasil menabung, bukan dari berutang. Hati-hati dengan pinjaman online ilegal dan budaya konsumtif hanya untuk gaya-gayaan, karena itu berbahaya bagi masa depan anak muda,” pesan Friderica.
Dijelaskan bahwa melalui Program KEJAR yang terdiri dari SimPel dan Tabungan Anak, hampir 88 persen pelajar Indonesia atau sebanyak 58,32 juta pelajar telah memiliki rekening tabungan, dengan total nilai tabungan lebih dari Rp34 triliun.
Selama periode HIM tahun 2025, yaitu pada 1 Juli sampai dengan 10 Agustus 2025, tercatat telah dibuka 263.109 rekening pelajar baru dengan total nominal tabungan mencapai Rp338,6 miliar. Selain itu, sebanyak 4.283 kegiatan sosialisasi berhasil diselenggarakan dan melibatkan 334.540 peserta, mulai dari pelajar, mahasiswa, guru, hingga orang tua. Termasuk program Bank Goes to School yang telah diselenggarakan lebih dari 120 ribu kegiatan di lebih dari 101 ribu sekolah di seluruh Indonesia.
Pencapaian ini menunjukkan tingginya komitmen bersama dalam memperluas akses keuangan sekaligus meningkatkan kesadaran generasi muda akan pentingnya menabung untuk membangun kemandirian finansial di masa depan.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News