Media Asuransi, JAKARTA – Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menuturkan perbankan Indonesia mampu menjaga ketahanan di tengah gejolak ekonomi dan politik global. Diperkirakan kinerja sektor ini tetap solid, meskipun pertumbuhan kredit melambat seiring dengan siklus ekonomi.
“Industri perbankan Indonesia masih menunjukkan resiliensi yang kuat dengan kinerja yang positif terhadap dinamika global yang terjadi,” ujar Dian, dalam keterangan resminya, dikutip Senin, 25 Agustus 2025.
|Baca juga: BEI Jatuhkan Sanksi ke Asuransi Ramayana (ASRM), Ada Apa?
|Baca juga: BCA (BBCA) Blak-blakan soal Isu Akuisisi 51% Saham oleh Pemerintah, Ini Faktanya!
Pada Juli 2025, kredit perbankan tetap tumbuh solid sebesar 7,03 persen yoy, didukung oleh kualitas aset yang tetap baik dengan NPL terjaga di level 2,28 persen dan Loan at Risk (LaR) menurun menjadi sebesar 9,68 persen.
Pertumbuhan kredit juga masih dibarengi dengan pertumbuhan kredit investasi yang meningkat 12,42 persen yoy dengan didorong oleh sektor berbasis ekspor (pertambangan, perkebunan) serta transportasi, industri, dan jasa sosial. Pertumbuhan kredit tersebut masih sejalan dengan sektor yang menjadi penopang pertumbuhan di kuartal kedua 2025.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat tumbuh sebesar tujuh persen yoy sehingga turut menjadi salah satu faktor pendorong penguatan likuiditas perbankan. Selanjutnya, kondisi likuiditas perbankan terpantau memadai diperkuat dengan kondisi permodalan yang solid serta risiko kredit yang terjaga.
Kondisi tersebut tecermin dari rasio AL/NCD dan AL/DPK masing-masing sebesar 119,43 persen dan 27,08 persen, masih di atas threshold masing-masing 50 persen dan 10 persen.
|Baca juga: BI Komitmen Dorong Suku Bunga Perbankan Bisa Terus Turun
|Baca juga: Dicecar BEI tentang Volatilitas Transaksi, Begini Klarifikasi Bank China Construction (MCOR)
Kondisi likuiditas yang membaik juga menunjukkan kinerja perbankan tetap kuat dengan ditopang implementasi tata kelola yang baik serta mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan fungsi intermediasi yang diproyeksikan dapat tetap mencatatkan pertumbuhan didukung dengan beragam sentimen positif.
Berdasarkan data Juni 2025, permodalan perbankan juga masih solid dengan CAR yang terjaga tinggi sebesar 25,81 persen, menunjukkan kesiapan perbankan dalam menyerap potensi risiko yang muncul ke depannya, terutama di tengah kondisi global yang volatile.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News