Media Asuransi, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat surat utang yang diterbitkan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) yaitu Obligasi II Tahun 2024 Seri A (peringkat idA) senilai Rp216,015 miliar akan jatuh tempo pada 15 Oktober 2025.
“Perusahaan berencana melunasi surat utang yang akan jatuh tempo tersebut menggunakan dana internal, dengan posisi kas per akhir Juni 2025 tercatat senilai US$222 juta,” tulis Pefindo dalam keterangan resmi dikutip, Rabu, 27 Agustus 2025.
Sebelumnya, Pefindo menegaskan peringkat idA untuk PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) serta Obligasi I, Obligasi II, dan Obligasi III yang diterbitkan. Prospek untuk peringkat perusahaan adalah stabil.
|Baca juga: Rencana Emisi Obligasi & Sukuk Rp20 Triliun Merdeka Battery Diganjar Peringkat idA Prospek Stabil
Peringkat mencerminkan kegiatan usaha MBMA yang terintegrasi secara vertikal, sinergi yang kuat dengan grup dan mitra strategis, serta cadangan dan sumber daya tambang yang memadai. Namun, peringkat dibatasi oleh risiko pengembangan proyek-proyek baru dan paparan terhadap fluktuasi harga nikel.
Peringkat dapat dinaikkan jika MBMA memperkuat diversifikasi bisnisnya, termasuk dengan menambah proyek-proyek hilir di bisnis rantai nilai bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik.
|Baca juga: Standar Baterai Kendaraan Listrik Paling Ketat di Dunia Siap Berlaku di Juli 2026
Peringkat juga dapat dinaikkan jika MBMA sukses mengoperasikan proyek-proyek barunya tepat waktu dan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi daripada yang diproyeksikan dengan meningkatkan indikator-indikator profitabilitas, yang akan secara berkelanjutan berdampak positif terhadap profil keuangan.
Namun, peringkat dapat diturunkan jika MBMA menghasilkan pendapatan dan margin laba yang lebih rendah dari yang telah diproyeksikan akibat tidak tercapainya target kinerja dari proyek-proyek baru tersebut atau akibat dari penurunan harga nikel yang signifikan.
Peringkat juga dapat diturunkan jika MBMA menambah utang yang substansial untuk membiayai proyek-proyek baru tanpa diimbangi oleh pendapatan atau EBITDA yang lebih tinggi.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News