1

Survei Prudential: 93% Pasien di Indonesia Menunda Perawatan Layanan Kesehatan

(Kiri-Kanan) Chief Health Officer Prudential Indonesia Yosie William Iroth; Chief Customer & Marketing Officer Prudential Syariah Vivin Arbianti Gautama; CEO & Deputy President Director Siloam Hospitals Group Caroline Riady; CEO, Health, Prudential plc Arjan Toor; Ekonom Kesehatan Syarifah Liza Munira; dan President Director of Mandaya Hospital Group Ben Widjaja, di acara Media Roundtable Patient Voices Survey: Regional & Indonesia, di Jakarta. Sumber: Prudential

Media Asuransi, JAKARTA – Prudential Indonesia dan Prudential Syariah merilis survei yang bekerja sama dengan Economist Impact berjudul ‘Studi Prudential-Suara Pasien Indonesia: Terhimpit di antara Kebutuhan Perawatan, Biaya, dan Kejelasan Informasi’.

Laporan ini merupakan bagian dari studi yang lebih luas yang diinisiasi oleh Prudential plc: ‘Suara Pasien: Pengalaman Akses Layanan Kesehatan di Asia‘, dilakukan di empat negara Hong Kong, Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Studi ini melibatkan lebih dari 4.200 responden dan meneliti pengalaman pasien dalam mengakses layanan kesehatan.

Di Indonesia, survei ini mengungkapkan sembilan dari 10 responden atau hampir 93 persen mengaku menunda perawatan atau mencari layanan kesehatan, dan hampir setengahnya yakni 44 persen menyatakan mereka berulang kali menunda pengobatan.

|Baca juga: Bos Prudential Indonesia Beberkan Cara Lawan Inflasi Medis yang Tinggi di RI

Penundaan tersebut terutama dipengaruhi oleh tiga faktor utama. Pertama, kurangnya informasi kesehatan yang jelas. Tercatat, hampir 44 persen responden mengatakan tidak memperoleh informasi yang mereka perlukan saat bertemu dokter terkait diagnosis.

Kedua, biaya sebagai sumber stres. Satu dari lima responden menyebut ketidakpastian mengenai bagaimana biaya perawatan akan ditanggung sebagai kekhawatiran utama, ditambah biaya tak terduga yang harus dibayar sendiri.

Untuk menutupi biaya medis, 56 persen responden mengandalkan jaring pengaman sosial, termasuk keluarga 17 persen, pinjaman 12 persen, lembaga amal 13 persen, dan crowdfunding 14 persen.

|Baca juga: BI Beberkan 5 Jurus Jaga Stabilitas Rupiah dan Pertumbuhan Ekonomi RI

Ketiga, keluarga sebagai prioritas utama. Sebanyak 20 persen menunda perawatan demi memenuhi kebutuhan finansial keluarga, sementara 18 persen memprioritaskan pengasuhan anak dibanding perawatan diri.

Bagi banyak masyarakat Indonesia, akses terhadap layanan kesehatan masih menjadi tantangan. Sepertiga responden 34 persen menyebut ketenangan pikiran saat mencari layanan kesehatan sangat tergantung pada kondisi sehari-hari, sementara 17 persen menilai waktu tunggu yang panjang sebagai hambatan besar.

Sementara itu, 77 persen melaporkan kesulitan membuat janji temu, antrean panjang, atau masalah akses lainnya, gangguan yang tidak hanya menunda perawatan tetapi juga mengganggu pekerjaan, rutinitas rumah tangga, dan tanggung jawab keluarga.

Chief Health Officer Prudential Indonesia Yosie William Iroth mengatakan meski akses kesehatan di Indonesia telah meningkat signifikan, namun pasien masih menghadapi tantangan yang menghambat mereka mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.

“Survei ini menegaskan perlunya sistem layanan kesehatan yang dapat meminimalkan gangguan pada kehidupan sehari-hari, memberikan kepastian biaya sejak awal, serta menyediakan informasi yang andal dan mudah dipahami agar pasien merasa percaya diri untuk segera mencari perawatan ketika dibutuhkan,” ujar Yosie, di Jakarta, Rabu, 17 September 2025.

Chief Executive Officer (CEO) Health Prudential plc Arjan Toor menambahkan Prudential percaya perbedaan terbesar yang bisa diberikan bagi kehidupan nasabah adalah dengan hadir untuk mereka pada saat mereka menjadi pasien, serta mendampingi di setiap tahap mulai dari diagnosis awal, perawatan, dan pemulihan.

“Menghadirkan layanan kesehatan yang tidak merepotkan adalah bagian dari komitmen kami untuk pasien disaat mereka membutuhkan kami, sehingga mereka bisa fokus pada kesembuhan,” klaim Arjan.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bos Prudential Indonesia Beberkan Cara Lawan Inflasi Medis yang Tinggi di RI
Next Post IHSG Tembus Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah di 8.025, Bos BEI Bilang Begini!

Member Login

or