Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada pekan ketiga September 2025, menunjukkan angka yang cukup stabil. Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.
|Baca juga: BI Beberkan 5 Jurus Jaga Stabilitas Rupiah dan Pertumbuhan Ekonomi RI
Perkembangan Nilai Tukar 15-19 September 2025
Pada akhir hari Kamis, 18 September 2025
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.500 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,27 persen.
- DXY melemah ke level 97,35.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke 4,104 persen.
DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
|Baca juga: Indonesia dan Negara ASEAN Perkuat Komitmen Gunakan Mata Uang Lokal
Pada pagi hari Jumat, 19 September 2025
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp Rp16.550 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun naik ke 6,29 persen.
Aliran Modal Asing (Minggu III September 2025)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun per 18 September 2025 sebesar 70,17 bps (basis points), naik dibanding dengan 12 September 2025 sebesar 67,72 bps.
- Berdasar data transaksi 15-18 September 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp8,12 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp5,49 triliun di pasar SBN dan Rp2,79 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), serta beli neto sebesar Rp0,16 triliun di pasar saham.
- Selama tahun 2025, berdasar data setelmen sampai dengan 18 September 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp59,73 triliun di pasar saham dan Rp119,62 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp41,82 triliun di pasar SBN.
“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi yang dikutip, Senin, 22 September 2025.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News