1

Banyak Perusahaan Masih Minim Perlindungan Asuransi di Tengah Cuaca Ekstrem

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL — Bisnis global mulai merasakan dampak cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi. Namun banyak perusahaan dinilai belum memanfaatkan sepenuhnya peluang untuk melindungi operasional mereka.

Dilansir dari Asia Insurance Review, Selasa, 23 September 2025, hal ini terungkap dalam laporan terbaru berjudul ‘Ready for the Storm: Closing the Extreme Weather Resilience Gap’ yang dirilis oleh FM pada September 2025.

|Baca juga: Suku Bunga Simpanan Bank Masih Tertahan Meski LPS Pangkas TBP 3 Kali, Ada Apa?

|Baca juga: Menu Saham untuk Jemput Rezeki Hari Ini: ARCI, BRPT, BUVA, dan ENRG

Laporan setebal 31 halaman tersebut mengungkapkan sebagian besar perusahaan belum sepenuhnya mengadopsi langkah-langkah efektif untuk menutup kesenjangan ketahanan terhadap risiko cuaca ekstrem.

Survei terhadap 150 broker dan 800 pengambil keputusan risiko di sektor industri, manufaktur, dan teknologi menunjukkan 95 persen pengambil keputusan mengaku sudah memahami eksposur risiko cuaca ekstrem terhadap bisnis mereka, namun hanya 67 persen broker yang menilai kliennya benar-benar menyadarinya.

|Baca juga: Suku Bunga Simpanan Turun Lagi! Ini Alasan LPS Tekan Tingkat Penjaminan Jadi 3,50%

|Baca juga: Dapat Dana Jumbo Rp200 Triliun, LPS Wanti-wanti Bank Tetap Jaga Kualitas Penyaluran Kredit

Dalam tiga tahun terakhir, 62 persen responden mengaku pernah mengalami gangguan besar akibat cuaca ekstrem. Meski 78 persen sepakat perubahan pola cuaca membuat asumsi lama soal risiko menjadi tidak relevan, pengambil keputusan risiko memperkirakan asuransi yang mereka miliki hanya akan menanggung separuh dari potensi kerugian.

Sekitar 45 persen responden menganggap biaya asuransi terlalu tinggi untuk mendapatkan perlindungan penuh. Selain itu, banyak pengambil keputusan bisnis yang meremehkan tingkat risiko di negara tempat operasi kritis mereka berada, berdasarkan perbandingan dengan FM Resilience Index.

Laporan FM merekomendasikan perusahaan untuk mengambil pandangan jangka panjang terhadap risiko dan mengevaluasi rantai pasokan mereka.

|Baca juga: OJK Siapkan Aturan Baru untuk Perkuat Asuransi Kesehatan, Klaim Tidak Lagi Ribet!

|Baca juga: Layanan Kesehatan Mental BPJS Kesehatan Tembus Rp6,7 Triliun, Skizofrenia Tertinggi!

|Baca juga: AAJI Harap Paket Stimulus 8+4+5 Cepat Diimplementasikan dan Usul Insentif Pajak untuk Pemegang Polis

FM menilai masih ada kesenjangan besar dalam kesadaran dan mitigasi, meski tren menunjukkan semakin banyak perusahaan mulai meningkatkan pemahaman dan memantau risiko cuaca ekstrem untuk memperkuat ketahanan operasional mereka.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post PT Indodax Nasional Indonesia: Digital Award Ketiga
Next Post PT Upbit Exchange Indonesia Masuk 5 Besar Terbaik

Member Login

or