1

Indeks Nikkei Ditutup Pecah Rekor

Bursa saham Jepang. | Foto: nikkei.co.jp

Media Asuransi, GLOBAL – Indeks Nikkei Jepang mencatat rekor penutupan tertinggi untuk sesi ketiga pada hari Kamis, 25 September 2025, karena investor membeli saham-saham murah, bertaruh pada potensi kenaikan pasar lebih lanjut.

|Baca juga: Nikkei Melemah Setelah Cetak Rekor

Nikkei  ditutup naik 0,27 persen menjadi 45.754,93. Sementara indeks Topix yang cakupan sahamnya lebih luas naik 0,47 persen menjadi 3.185,35.

“Investor membeli saham-saham yang tertinggal dari reli terakhir,” kata Shoichi Arisawa, manajer umum departemen riset investasi di IwaiCosmo Securities, seperti dikutip dari Reuters.

“Saat ini, saham-saham yang memimpin kenaikan pasar berputar, yang merupakan pertanda baik untuk kenaikan pasar lebih lanjut,” ujarnya.

|Baca juga: IHSG Ditutup Lanjutkan Penguatan

Pada hari Kamis, sektor logam non-baja melonjak 3,24 persen menjadi sektor dengan persentase kenaikan terbesar di antara 33 sub-indeks industri di Bursa Efek Tokyo.

Sumitomo Metal Mining melonjak 11,3 persen, menjadi sektor dengan persentase kenaikan terbesar di Nikkei. Sektor energi menguat setelah harga minyak mencapai level tertinggi dalam tujuh minggu pada hari Rabu, dengan sektor penyulingan naik 1,82 persen.

Sektor utilitas naik 1,36 persen, dengan Tokyo Electric Power melonjak 5,24 persen.
Saham perusahaan eksplorasi energi naik 1,52 persen, dengan saham Inpex naik 0,94 persen

Saham produsen bir Orion Breweries yang berbasis di Okinawa dihargai 1.863 yen saat debut pasarnya, lebih dari dua kali lipat harga IPO sebesar 850 yen. Saham tersebut sempat naik hingga 2.262 yen sebelum ditutup pada 1.950 yen, 4,66 persen lebih tinggi dari harga IPO.

Arisawa dari IwaiCosmo mengatakan bahwa meskipun ada permintaan untuk membeli saat harga sedang turun, investor menjual saham-saham yang telah menguat dalam beberapa sesi terakhir.

Editor: Irdiya Setiawan

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Kementerian ESDM Ungkap Dana Jaminan Reklamasi dan Usai Tambang Tembus Rp35 Triliun
Next Post AAUI Usul Reasuransi Masuk Program Penjaminan Polis

Member Login

or