1

Freeport Ajukan Klaim Asuransi Usai Tambang Grasberg Diterjang Banjir Lumpur

Aktivitas pertambangan di kawasan Freeport Indonesia. | Foto: Freeport Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Freeport-McMoRan (FCX), perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) menyatakan kondisi darurat atau force majeure di tambang Grasberg, Papua. Hal itu setelah insiden banjir lumpur besar menghentikan sebagian besar operasi perusahaan pada 8 September 2025.

Perusahaan menyebut sekitar 800 ribu ton material basah masuk ke area tambang dan merusak peralatan penting, jalur kereta tambang, hingga instalasi listrik. Akibat kejadian itu, Freeport mengonfirmasi dua pekerja meninggal dunia dan lima lainnya masih dalam pencarian hingga 20 September 2025.

|Baca juga: Kesepakatan IEU-CEPA dan ICA-CEPA Jadi Mesin Ekonomi Masa Depan RI

|Baca juga: Bank Mandiri (BMRI) Kucurkan Rp31,79 Triliun KUR kepada 273.045 UMKM hingga Agustus 2025

“Kami berduka atas rekan kerja yang meninggal dalam insiden tragis ini dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang kehilangan orang tercinta,” ujar Chairman Freeport Richard Adkerson dan Presiden sekaligus CEO Kathleen Quirk, dalam pernyataan resmi yang dikutip dari Finance Yahoo, Selasa, 30 September 2025.

Sehari setelah insiden tersebut, perusahaan langsung menghentikan sementara operasi untuk memprioritaskan misi penyelamatan. Penyebab banjir lumpur sendiri diketahui kini masih diselidiki dengan melibatkan ahli dari luar yang ditargetkan selesai pada akhir 2025.

Freeport juga berencana mengajukan klaim asuransi untuk menutup kerugian akibat kerusakan, sesuai batas perlindungan polis dan ketentuan biaya tanggungan. “Kami baru saja mengunjungi lokasi untuk memberikan dukungan kepada keluarga korban dan menyampaikan apresiasi atas upaya luar biasa tim darurat,” kata Adkerson.

|Baca juga: Mendag Budi Ramal Ekspor RI Bakal Melejit Usai Penandatanganan CEPA

|Baca juga: Pemerintah Siapkan Sistem Otomatis SKA, Ekspor RI Bakal Makin Gampang?

Diketahui, bencana alam tersebut setidaknya telah membuat produksi tambang diperkirakan turun hingga 35 persen pada 2026. Perusahaan menargetkan beberapa area yang tidak terdampak bisa beroperasi kembali pada akhir 2025, dengan pemulihan penuh diproyeksikan pada 2027.

Sebagai informasi, tambang Grasberg selama ini telah menyumbang 70 persen produksi tembaga dan emas Freeport hingga 2029.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Merger Adira-Mandala Rampung 1 Oktober, Saham MFIN Resmi Dihapus dari BEI
Next Post MPMInsurance Tunjuk Wayan Pariama sebagai Presdir Baru, Ini Profilnya!

Member Login

or