Media Asuransi, GLOBAL – Harga emas dunia pada perdagangan sesi Eropa, Selasa, 30 September 2025, meneruskan laju pemecahan rekornya sepanjang masa (all time high/ATH).
Kali ini sentimen penguat harga adalah peluang penghentian administrasi pemerintah Amerika Serikat atau government shutdown pada Rabu besok, 1 Oktober 2025, karena belum tercapainya kesepakatan anggaran di antara Fraksi Partai Demokrat dan Partai Republik.
|Baca juga: Harga Emas Pekan Ini Ditutup Menguat
Selain itu meningkatnya keyakinan pasar bahwa The Fed akan melanjutkan pemangkasan suku bunga tahun ini menambah bahan bakar penguatan harga aset safe haven. Logam mulia ini juga berpotensi mencatatkan kenaikan bulanan terbaik dalam hampir 16 tahun.
Harga emas spot naik 0,54 persen menjadi US$3.854,41 per troy ons pada pukul 14.19 WIB, setelah menembus US$3.870,14 per troy ons di awal sesi.
Sebelumnya, emas juga menembus rekor terbaik pada awal pekan kemarin dimana harganya naik 1,14 persen atau 41,95 poin menjadi US$ 3.802,76.
|Baca juga: Emas Kembali Cetak Rekor di Awal Pekan
Government Shutdown atau penutupan pemerintahan adalah sebuah kondisi ketika sebagian besar lembaga pemerintah federal AS berhenti beroperasi karena tidak adanya persetujuan anggaran belanja antara Presiden dan Kongres AS.
Secara hukum, ketika pendanaan tidak tersedia maka lembaga pemerintah harus menghentikan aktivitasnya dan melakukan “furlough” atau cuti tanpa dibayar berlaku bagi pegawai yang bekerja di lembaga layanan pemerintah yang dianggap tidak penting.
Sementara itu, untuk layanan pemerintah yang dianggap penting seperti aparat keamanan, petugas lalu lintas udara, hingga anggota militer tetap bekerja namun meraka tidak akan menerima gaji sampai shutdown berakhir.
Government shutdown pertama kalinya terjadi saat pemerintahan Presiden Gerarld Ford pada 30 September 1976. Saat itu terhentinya administrasi pemerintah terjadi selama 10 hari. Shutdown terlama terjadi pada era periode pertama Trump tahun 2019 yaitu selama 35 hari.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News