Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menilai bahwa inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2025 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5 persen, plus-minus satu persen. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), IHK September 2025 tercatat inflasi sebesar 0,21 persen month to month (mtm), sehingga secara tahunan IHK mengalami inflasi sebesar 2,65 persen year on year (yoy).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, mengatakan bahwa inflasi yang terjaga ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
|Baca juga:Bank Indonesia Menilai Inflasi Agustus 2025 Tetap Terjaga
“Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5 plus-minus satu persen pada 2025 dan 2026,” kata Ramdan dalam keterangan resmi yang dikutip Kamis, 2 Oktober 2025.
Berdasar data BPS, inflasi inti pada September 2025 tercatat sebesar 0,18 persen mtm, lebih tinggi dari realisasi bulan sebelumnya sebesar 0,06 persen mtm. Realisasi inflasi inti pada September 2025 disumbang terutama oleh komoditas emas perhiasan dan biaya kuliah akademi/perguruan tinggi.
Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh peningkatan harga komoditas emas global serta faktor musiman dimulainya tahun ajaran baru pendidikan akademi/perguruan tinggi, di tengah ekspektasi inflasi yang tetap terjaga. Secara tahunan, inflasi inti September 2025 tercatat sebesar 2,19 persen yoy, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya sebesar 2,17 persen yoy.
|Baca juga: Ekspor Agustus Mencapai US$24,96 Miliar
Di sisi lain, kelompok volatile food pada September 2025 mengalami inflasi sebesar 0,52 persen mtm, meningkat dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar 0,61 persen mtm. Inflasi kelompok volatile food disumbang antara lain oleh komoditas aneka cabai dan daging ayam ras seiring dengan pasokan yang terbatas akibat berakhirnya masa panen dan peningkatan biaya input produksi.
Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 6,44 persen yoy, lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 4,47 persenyoy. “Ke depan, inflasi volatile food diprakirakan tetap terkendali didukung oleh eratnya sinergi antara Bank Indonesia bersama TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah,” jelas Ramdan.
Sementara itu, untuk kelompok administered prices pada September 2025 mengalami inflasi sebesar 0,06 persen mtm, meningkat dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar 0,08 persen mtm. Inflasi kelompok administered prices terutama disumbang oleh komoditas sigaret kretek mesin dan tangan seiring dengan berlanjutnya kenaikan harga jual eceran rokok.
Secara tahunan, kelompok administered prices tercatat inflasi sebesar 1,10 persen yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 1,00 persen yoy.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News