Media Asuransi, JAKARTA – Pemerintah Indonesia dan Swiss membahas tindak lanjut implementasi Indonesia–EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE CEPA), penguatan kerja sama investasi, energi terbarukan, kesehatan, serta pengembangan sumber daya manusia.
Pembahasan tindak lanjut implementasi ini dilakukan saat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menerima kunjungan Wakil Presiden Swiss, Guy Parmelin, di Jakarta, Rabu, 1 Oktober 2025.
Perdagangan bilateral Indonesia-Swiss menunjukkan tren positif, sementara investasi Swiss di Indonesia telah melampaui US$2,1 miliar dan menyerap puluhan ribu tenaga kerja. Kerja sama IE CEPA yang berlaku sejak November 2021 dinilai menjadi kerangka hukum penting dalam memperkuat perdagangan dan investasi.
|Baca juga: Pemerintah Bidik Paket Ekonomi 2025 Serap Tenaga Kerja dan Jaga Pertumbuhan
“Kerja sama IE CEPA telah mendorong diversifikasi ekspor Indonesia, namun pemanfaatannya perlu ditingkatkan melalui dukungan UMKM, sertifikasi, pertukaran informasi bisnis, serta dialog intensif mengenai isu-isu strategis seperti food safety, labelling, sawit, perikanan, dan teknologi hijau,” ujar Menko Airlangga dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat, 3 Oktober 2025.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak juga membahas hasil Joint Economic and Trade Commission (JETC) Indonesia-Swiss yang berlangsung di Jakarta pada tanggal 29 September 2025, termasuk penandatanganan joint statement di sektor mineral. Pada kesempatan itu, Indonesia menyoroti peluang kerja sama di bidang energi terbarukan, pembangunan rumah sakit dan uji klinis vaksin, pengembangan transportasi hijau, serta kerja sama halal.
|Baca juga: Kesepakatan IEU-CEPA dan ICA-CEPA Jadi Mesin Ekonomi Masa Depan RI
Sementara itu Guy Parmelin menekankan pentingnya memperkuat fondasi ekonomi bersama melalui pemanfaatan lebih efektif CEPA dan peningkatan keterlibatan sektor swasta. Menurutnya, Swiss sangat menghargai hubungan ekonomi dengan Indonesia yang terus berkembang.
“Banyak perusahaan Swiss, baik besar maupun kecil, melihat Indonesia sebagai mitra strategis di Asia, khususnya dalam sektor kesehatan, mesin, pendidikan vokasi, serta energi terbarukan. Kami percaya kerja sama ini dapat membuka lapangan kerja, mendukung inovasi, dan memberikan manfaat nyata bagi kedua negara,” ujarnya.
Selain itu, dalam pertemuan ini Swiss juga menawarkan peluang bagi Indonesia untuk berpartisipasi dalam Agreement on Climate Change, Trade and Sustainability (ACCTS) dan Future of Investment and Trade (FIT) Partnership. Kedua inisiatif ini merupakan platform yang mendukung sistem perdagangan berbasis aturan dengan keterlibatan luas berbagai negara. Indonesia dipandang memiliki kesempatan untuk turut serta, apabila sesuai dengan kepentingan dan prioritas nasional.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News