Media Asuransi, JAKARTA – Inflasi menjadi salah satu masalah ekonomi yang menjadi sorotan. Angka inflasi yang tiap tahunnya cenderung naik membuat masyarakat perlu waspada dengan keuangan mereka. Hal ini disebabkan inflasi bisa menggerus kekayaan karena kenaikan harga barang-barang tidak diikuti dengan naiknya nilai uang kita yang disimpan di bank. Karena itu kita perlu berinvestasi, tidak hanya menyimpan uang di bank. Berikut investasi yang bisa mengalahkan angka inflasi tahunan.
Investasi Saham
Salah satu keunggulan utama saham adalah kemampuannya untuk mengalahkan inflasi. Dalam jangka panjang, nilai saham cenderung naik seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Hal ini menjadikan saham sebagai pilihan yang lebih menguntungkan dibandingkan menyimpan dana dalam bentuk tunai atau deposito yang nilainya dapat tergerus inflasi. Rata-rata return saham secara global adalah sekitar 8-10 persen per tahun, dengan rata-rata return di pasar modal AS bisa mencapai 10-12 persen dalam jangka panjang. Angka ini bisa mengalahkan inflasi tahunan yang di Indonesia yang rata-rata sebesar 3,45 persen dari tahun 2008 hingga 2025.
|Baca juga: Wajib Tahu! Ini Beberapa Rahasia Sukses Finansial yang Sering Dilupakan Anak Muda
Namun inflasi yang terlalu tinggi juga akan berdampak pada menurunnya harga saham dan dividen perusahaan. Jika inflasi tinggi maka daya beli masyarakat akan menurun yang pada gilirannya menurunkan pendapatan perusahaan dan laba bersih perusahaan. Karena itu inflasi yang bisa ditolerir adalah di angka 1 persen-3 persen per tahun, sejalan dengan konsensus ekonomi global. Angka tersebut dianggap ideal karena menjaga daya beli masyarakat tetap terjaga tanpa menyebabkan tekanan harga yang terlalu tinggi atau permintaan domestik yang terlalu lemah.
Investasi Emas
Emas dianggap anti-inflasi karena harganya cenderung naik Ketika inflasi tinggi, menjadikannya alat yang efektif untuk melindungi nilai kekayaan dari penurunan nilai barang karena itu dikenal istilah pelindung nilai atau safe haven. Sifat emas yang langka dan terbatas karena harus ditambang, tidak bisa dicetak seperti uang kertas, serta nilainya yang diakui secara global dan tidak terpengaruh langsung oleh kebijakan moneter pemerintah, menjadikannya aset yang stabil di tengah gejolak ekonomi.
Porsi ideal investasi emas umumnya adalah 5 persen -10 persen dari total aset portofolio, meskipun beberapa ahli menyarankan kisaran 5 persen -15 persen atau 20 persen -30 persen tergantung kondisi geopolitik dan ekonomi.
Investasi pada Diri Sendiri
Nasihat dari investor legendaris Warren Buffett layak diperhatikan. Sepanjang kariernya di Berkshire Hathaway, Buffett kerap mengulang pesan penting: cara terbaik menghadapi inflasi adalah berinvestasi pada diri sendiri, karena keterampilan dan reputasi tidak bisa “tergerus inflasi”.
|Baca juga: Strategi Jitu Pilih Tenor yang Tepat saat Mengambil Pinjaman
Investasi pada diri sendiri meliputi peningkatan berbagai keterampilan yang bisa mendatangkan pendapatan tambahan. Misalnya, seorang karyawan bidang keuangan belajar cara mengedit video sehingga dia bisa menjadi content creator di kanal YouTube.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News