Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada pekan terakhir September-pekan pertama Oktober 2025, menunjukkan sedikit penguatan. Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.
Perkembangan Nilai Tukar 29 September – 3 Oktober 2025
|Baca juga: IHSG Menguat Seiring Penguatan Rupiah
Pada akhir hari Kamis, 2 Oktober 2025
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.580 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,32 persen.
- DXY melemah ke level 97,85.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke 4,083 persen.
DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
Pada pagi hari Jumat, 3 Oktober 2025
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp Rp16.610 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun ke 6,30 persen.
|Baca juga: Rupiah Terus Dihantam Dolar AS, Bos BI Komitmen All Out Stabilkan Mata Uang Garuda
Pada pagi hari Jumat, 26 September 2025
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp Rp16.750 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun naik ke 6,43 persen.
Aliran Modal Asing (Minggu I Oktober 2025)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun per 2 Oktober 2025 sebesar 78,87 bps (basis points), turun dibanding dengan 26 September 2025 sebesar 83,04 bps.
- Berdasar data transaksi 29 September hingga 2 Oktober 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp9,76 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp3,31 triliun di pasar saham dan Rp9,16 triliun di pasar SBN, serta beli neto sebesar Rp2,71 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
- Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen sampai dengan 2 Oktober 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp53,43 triliun di pasar saham dan Rp128,40 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp24,39 triliun di pasar SBN.
“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi yang dikutip Senin, 6 Oktober 2025.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News