Media Asuransi, JAKARTA – Juru Bicara Urusan Ekonomi Kantor Komunikasi Kepresidenan Fithra Faisal Hastiadi menjelaskan keputusan pemerintah untuk mengalihkan dana Rp200 triliun ke bank milik negara dilakukan untuk menciptakan perputaran ekonomi. Harapannya perekonomian kembali menggeliat.
“Menurut simulasi, Rp200 triliun itu akan sangat memengaruhi perekonomian pada kuartal kedua setelah guncangan. Setelah suntikan, kita akan mengalaminya pada kuartal ketiga atau kuartal keempat tahun ini,” ujar Fitrah, pada The 3rd OJK International Research Forum 2025 bertajuk ‘Advancing Financial Resilience in a Disrupted Global Landscape‘.
|Baca juga: Tugu Insurance (TUGU) Dorong Literasi Keuangan dan Pelestarian Lingkungan di Pulau Panggang
Menurutnya langkah tersebut dapat memberikan tambahan pertumbuhan sebesar 0,3 persen hingga 0,4 persen. Namun, dirinya menyoroti tantangan dari sisi permintaan masyarakat yang masih rendah.
“Tentu saja, sebagian besar ekonom juga memiliki kekhawatiran tentang sisi permintaan. Siapa yang sebenarnya akan menggunakan uang itu? Karena orang-orang takut, permintaannya tidak ada,” ucapnya, Senin, 6 Oktober 2025.
Untuk mengimbangi hal tersebut, pemerintah menggelontorkan stimulus sebesar Rp16,3 triliun dalam paket ekonomi 8+4+5 dan fokusnya diarahkan ke sektor-sektor yang memberikan efek berganda cukup tinggi.
|Baca juga: Legislator: BUMN yang Rugi Tidak Boleh Berikan Bonus kepada Direksi
|Baca juga: Bank Mega Syariah Tawarkan Wakaf Investasi SWR 006, Imbal Hasil 5,70%
“Jadi, ini sebenarnya dapat meningkatkan sisi permintaan. Di saat yang sama, bank memiliki cukup uang. Jadi, jika permintaan kredit meningkat, ini sebenarnya bisa menyerap likuiditas. Karena permintaannya memang ada,” tukasnya.
Di sisi lain, dirinya menyoroti fenomena konsumsi masyarakat Indonesia yang lebih suka berbelanja di luar negeri dibandingkan di dalam negeri. Ia menyinggung data kelas menengah Indonesia yang terus menurun sejak 2019. Pada 2019, jumlah kelas menengah mencapai 57,3 juta orang. Namun menurun pada 2024 menjadi sebesar 47,3 juta orang.
Meski terdapat sejumlah tantangan, namun ia menilai kondisi moneter dan fiskal saat ini telah memenuhi syarat untuk melanjutkan pemulihan ekonomi. Ia mendorong agar masyarakat tetap optimistis. “Jadi, jika Anda melihat dunia dengan lebih positif, ini akan menjadi ramalan yang terwujud dengan sendirinya,” tutup Fitrah.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
