Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank Permata Tbk (BNLI) mencatat pendapatan tumbuh 3,5 persen secara tahunan (yoy) sepanjang semester I/2025. Pertumbuhan pendapatan non-bunga yang mencapai 16,7 persen (yoy) menjadi kontributor utama dalam kenaikan tersebut.
Direktur Keuangan dan Unit Syariah Bank Permata Rudy Basyir Ahmad mengungkapkan laba operasional sebelum pencadangan atau Pre-Provisioning Operating Profit (PPOP) tercatat sebesar Rp3,2 triliun di semester I/2025, meningkat 3,7 persen (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.
|Baca juga: Bank Mega Syariah Tawarkan Wakaf Investasi SWR 006, Imbal Hasil 5,70%
|Baca juga: Tugu Insurance (TUGU) Dorong Literasi Keuangan dan Pelestarian Lingkungan di Pulau Panggang
“Pencapaian ini mengantarkan Bank Permata membukukan laba setelah pajak sampai dengan semester I/2025 sebesar Rp1,6 triliun atau naik sebesar 7,6 persen secara yoy,” ujar Rudy, dalam Publik Expose Insidentil yang digelar secara daring, Senin, 6 Oktober 2025.
Sedangkan Loan to Deposit (LDR) mengalami kenaikan yakni mencapai 85,6 persen pada Juni 2025 atau naik dari 78,2 persen pada Juni 2024. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan kredit dan optimalisasi neraca bank. Rasio Return on Asset (ROA) tercatat stabil di level 1,6 persen diikuti Cost to Income Ratio (CIR) menjadi 48,5 persen.
“Hal ini merupakan hasil penerapan manajemen biaya yang disiplin, efisiensi operasional yang dilakukan secara optimal, dan adaptasi cara kerja digital yang lebih agile,” tukasnya.
Total aset per Juni 2025 tercatat Rp264,2 triliun atau tumbuh 2,3 persen (yoy), didukung kenaikan kredit sebesar 7,4 persen. Pendanaan bank juga meningkat dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp189,3 triliun, serta peningkatan dana murah berupa kas hingga 6,27 persen.
|Baca juga: BTN (BBTN) Komitmen Perkuat Transformasi Talenta di Era Digital
|Baca juga: Legislator: BUMN yang Rugi Tidak Boleh Berikan Bonus kepada Direksi
Selanjutnya penyaluran kredit sepanjang semester I/2025 tumbuh 7,4 persen (yoy) menjadi Rp162,6 triliun, utamanya didorong oleh segmen korporasi dan komersial, masing-masing naik 9,3 persen dan 12,2 persen (yoy). Kredit konsumer juga bertambah 1,7 persen menjadi Rp44,1 triliun.
Dalam menjaga kualitas aset, rasio gross Non-Performing Loan (NPL) turun menjadi 2,1 persen pada Juni 2025, dari 2,4 persen pada periode sebelumnya. Rudy menegaskan komitmen pemegang saham pengendali yakni Bangkok Bank untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang Bank Permata sebagai salah satu bank komersial terbesar di Indonesia.
“Sesuai dengan keputusan rapat umum pemegang saham pada 9 April 2025, Bank Permata melakukan pembayaran dividen tunai sebesar Rp1,085 triliun atau sebesar Rp30 per lembar sahamnya untuk tahun buku yang berakhir Desember 2024,” tutup Rudy.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News