Media Asuransi, GLOBAL – Laporan Morningstar mengungkapkan pasar reasuransi diperkirakan melemah dalam jangka menengah meskipun ada potensi pertumbuhan jangka panjang akibat permintaan yang didorong oleh perubahan iklim.
Melansir Insurance Asia, Selasa, 7 Oktober 2025, laporan tersebut mencatat meskipun kenaikan suhu global meningkatkan keparahan bencana alam, yang meningkatkan kebutuhan akan asuransi dan reasuransi, namun industri saat ini mengalami kelebihan pasokan modal.
|Baca juga: Akselerasi Arus Kas Pelaku Usaha, Bank Mandiri (BMRI) Sematkan Opsi Fitur Pencairan di Livin’ Merchant
|Baca juga: OJK Tetapkan Maybank Indonesia (BNII) Jadi Induk Konglomerasi Keuangan Maybank
Kelebihan kapasitas ini mendorong penurunan harga, terutama di lini asuransi properti bencana alam. Sehingga siklus reasuransi yang menguat setelah kerugian besar pada 2021, kini telah mencapai puncaknya. Harga yang disesuaikan dengan risiko mulai turun.
Hannover Re melaporkan penurunan 5,4 persen dalam cakupan kelebihan kerugian bencana alam selama perpanjangan kontrak Januari 2025. Bahkan, Munich Re juga mengalami penurunan harga yang disesuaikan dengan risiko sebesar 2,5 persen pada perpanjangan kontrak April.
Morningstar memperkirakan pendapatan industri mungkin akan mencapai titik terendah sekitar 2028. Di antara perusahaan reasuransi besar, Scor dianggap paling sedikit terpapar risiko bencana alam dan diperkirakan menawarkan imbal hasil yang lebih kuat dibandingkan dengan pesaingnya.
|Baca juga: Taksi Green SM Gandeng Oona Insurance, Tawarkan Asuransi Rp1.000 untuk Penumpang
|Baca juga: Mariah Carey Memukau Ribuan Nasabah OCBC dalam Private Concert
Di sisi lain, Swiss Re telah memperluas portofolio bencana alamnya, yang menurut Morningstar dapat membuat pendapatan perusahaan menjadi lebih fluktuatif dalam jangka pendek. Lebih lanjut, Swiss Re sudah memperluas portofolio asuransi bencana alamnya, yang menurut Morningstar dapat membuat pendapatannya lebih fluktuatif dalam jangka pendek.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News