Media Asuransi, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kembali menegaskan komitmennya dalam mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen. Dalam kaitan itu, ekonomi syariah dinilai bisa menjadi salah satu pilar utama dalam mencapai hal tersebut.
“Bapak Presiden menargetkan pertumbuhan delapan persen dan untuk itu seluruh potensi ekonomi perlu dioptimalkan. Tentunya syariah ekonomi bisa menjadi salah satu mesin daripada pertumbuhan tersebut,” ujar Airlangga, dalam Open Ceremony Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), di Jakarta, Rabu, 8 Oktober 2025.
|Baca juga: Bank Permata Dorong Pentingnya Kesejahteraan Holistik di Wealth Wisdom 2025
|Baca juga: ISEF 2025 Hadirkan 4 Inisiatif Strategis untuk Perkuat RI sebagai Pusat Ekonomi Syariah Dunia
Menurutnya ekonomi dan keuangan syariah menjadi pilar yang sedang dibangun di Indonesia. Bahkan dalam State of The Global Islamic Economy Report (SGIE), Indonesia berhasil menduduki peringkat ketiga di dunia.
Airlangga menambahkan hal ini terihat dari kekuatan Indonesia pada modern dan modest fesyen, wisata ramah Muslim, serta farmasi dan kosmetik halal. “Saya tambahkan di sektor pakaian misalnya, kebutuhan akan pakaian Muslim konsumsinya sebesar US$20 miliar, itu sekitar Rp289 triliun,” sebutnya.
Kemudian, lanjut Airlangga, di industri makanan minuman, Indonesia satu-satunya negara yang menjalankan syariah full compliance. Lebih jauh, dari sisi ekonomi industri, makanan minuman termasuk produksi dan seluruh value chain mencapai nilai US$109 miliar atau Rp1.000 triliun.
|Baca juga: Situs Website Magang Pemerintah Sering Error, Airlangga Buka Suara!
|Baca juga: Ekonomi Syariah RI Tembus Peringkat ke-3 Global, Bos BI: Saingi Arab Saudi dan Malaysia!
“Nah, PR kita bersama, nanti kita dengar Gubernur Bank Indonesia tahun depan deklarasi nomor satu,” tutup Airlangga.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
