Media Asuransi, JAKARTA – Secara teknikal, Bitcoin sempat menembus level tertinggi mingguan di US$126.198 sebelum terkonsolidasi di kisaran US$122.000 atau sekitar Rp2,01 miliar.
Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mengatakan bahwa indikator MACD positif (+941) menandakan momentum bullish masih bertahan, sementara RSI di 64,9 menunjukkan pasar belum jenuh beli.
|Baca juga: Bitcoin Stabil di Atas Rp2 Miliar, Investor Tunggu Keputusan Suku Bunga The Fed Akhir Bulan Ini
“Area support penting berada di US$119.500, bertepatan dengan level Fibonacci 50 persen, sementara resistensi kuat di US$124.850 menjadi konfirmasi potensi kenaikan menuju US$130.000 atau sekitar Rp2,14 miliar jika ditembus,” katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Sabtu, 11 Oktober 2025.
Fyqieh menilai volatilitas rendah yang terlihat pada Bollinger Band squeeze justru menjadi sinyal menarik. Menurutnya saat ini pasar tengah memasuki fase konsolidasi sehat. Jika BTC mampu bertahan di atas US$120.000 dan menembus US$124.850, peluang menuju US$130.000 terbuka lebar.
|Baca juga: Bitcoin Melejit ke US$118.000, Apakah ‘Uptober’ Bakal Pecahkan Rekor Baru?
“Namun, kegagalan mempertahankan level US$119.500 dapat memicu koreksi jangka pendek hingga US$117.000,” jelasnya.
Meski momentum Bitcoin positif, analis tetap memperingatkan risiko eksternal. Lonjakan harga emas hingga US$4.000 per ons dan peringatan analis veteran Peter Brandt, soal potensi ‘puncak siklus’ yang menunjukkan bahwa aset lindung nilai sedang menjadi pusat perhatian investor global.
“Kunci penggerak Bitcoin ke depan ada pada keseimbangan antara kebijakan The Fed dan kekuatan inflow ETF. Jika The Fed menunda pemangkasan suku bunga, arus masuk ETF harus tetap kuat agar tren bullish tidak kehilangan momentum,” tambah Fyqieh.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
