Media Asuransi, JAKARTA – Pengamat Asuransi sekaligus Ketua Umum Komunitas Penulis Asuransi Indonesia (Kupasi) Wahyudin Rahman mengungkapkan kecerdasan buatan (AI) berpotensi menekan biaya operasional sekaligus meningkatkan pendapatan pada industri asuransi.
“Dengan penerapan AI, perusahaan asuransi berpotensi menekan biaya operasional melalui otomasi proses seperti klaim, layanan nasabah, hingga analisis risiko,” ujar Wahyudin, kepada Media Asuransi, dikutip Selasa, 14 Oktober 2025.
|Baca juga: SMBC Indonesia Gandeng Sribu Dukung Pertumbuhan Berkelanjutan bagi Pelaku UMKM
|Baca juga: OJK Luncurkan Roadmap Pergadaian 2026–2030 Guna Dorong Transformasi Industri Gadai Nasional
Selain menekan biaya, tambahnya, penggunaan AI juga bisa sekaligus meningkatkan pendapatan lewat personalisasi produk, deteksi fraud yang lebih akurat, dan strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran.
Namun, Wahyudin menambahkan, efektivitasnya akan tetap bergantung pada kesiapan data, biaya integrasi sistem, serta pengelolaan risiko dan bias model AI secara berkelanjutan.
Di sisi lain, Wahyudin menyoroti langkah yang bisa dilakukan perusahaan asuransi dalam rangka menghindari peretasan atau hacker saat sudah menerapkan AI. Dirinya menjelaskan perusahaan bisa melakukan perkuatan pada sistem keamanannya.
|Baca juga: Bank Neo Commerce (BBYB) Relokasi KCP Pantai Indah Kapuk dan KC Medan
|Baca juga: Aturan Baru OJK Bisa Picu Gelombang Merger di Industri Asuransi, Apa Itu?
“Seperti pemodelan ancaman khusus AI, pemisahan lingkungan pelatihan dan produksi, penerapan zero-trust security, pemantauan anomali secara berkelanjutan, serta uji ketahanan sistem atau red-teaming dan penetration test,” ungkap Wahyudin.
Lebih lanjut, masih kata Wahyudin, dengan cara ini perusahaan bisa membuat nasabah tetap merasa aman dan terlindungi dengan penggunaan AI di dalam industri perasuransian.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News