Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau BTN baru menyalurkan 42 persen dana Penempatan Uang Negara (PUN) sebesar Rp25 triliun dalam bentuk kredit, per 30 September 2025.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menyatakan optimismenya bahwa seluruh dana tersebut akan terserap habis. Sejalan dengan upaya perseroan menyalurkan kredit ke sektor-sektor produktif, termasuk perumahan rakyat yang menjadi prioritas dan keahlian perseroan.
|Baca juga:BTN Salurkan KPR Subsidi FLPP 142.749 Unit, 88,43% untuk Nasabah Milenial
“Hingga September 2025, dari dana Rp25 triliun yang ditaruh Kemenkeu di BTN, sudah disalurkan untuk kredit sebesar Rp10,5 triliun atau sekitar 42 persen. Namun yang baru di-reimburse hanya sebesar Rp4,5 triliun. Sisanya akan kita tagihkan bulan Oktober ini,” kata Nixon dalam keterangan resmi yang dikutip Selasa, 14 Oktober 2025.
Dia jelaskan bahwa penyerapan yang masih relatif lambat pada tahap awal disebabkan mayoritas portofolio BTN yang bersifat khusus, yaitu pembiayaan ke sektor perumahan terutama KPR. Menurutnya, secara prinsip, KPR memiliki proses yang lebih kompleks dibandingkan kredit pada umumnya, mulai dari tahap verifikasi hingga persetujuan kredit.
|Baca juga:Dapat Kucuran Rp200 Triliun dari Pemerintah, OJK Pastikan Kredit Bank Himbara dan BSI Ngebut!
Dia tambahkan, BTN telah menyiapkan pipeline kredit yang kuat di berbagai segmen, mulai dari korporasi, komersial, UMKM, konsumer, hingga syariah. “Dapat kami sampaikan bahwa total pipeline yang tersedia mencapai sekitar Rp27,5 triliun, atau lebih besar dari dana PUN yang ditempatkan sebesar Rp25 triliun. Pipeline tersebut siap untuk mendapatkan pencairan sesuai yang telah dijadwalkan,” jelasnya.
Menurut Nixon, dana tersebut akan disalurkan ke sektor-sektor produktif, seperti konstruksi, real estate, perdagangan, kesehatan, serta pembiayaan perumahan rakyat yang menjadi fokus utama BTN. Dia tegaskan, BTN tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang ketat agar kualitas kredit yang disalurkan tetap terjaga.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News