Media Asuransi, JAKARTA — PT Asuransi BRI Life tengah memperkuat tata kelola dan transparansi layanan kesehatan dengan membentuk Medical Advisory Board (MAB) atau Dewan Penasihat Medis. Hal itu sejalan dengan dorongan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Surat Edaran OJK Nomor 7/SEOJK.05/2025 tentang Penyelenggaraan Produk Asuransi Kesehatan.
Direktur Utama BRI Life Aris Hartanto menilai pembentukan MAB memiliki arti strategis dalam penguatan industri asuransi kesehatan, khususnya dalam hal kredibilitas dan kepatuhan medis.
|Baca juga: Ada di Kawasan Ring of Fire, Asuransi Gempa Bumi Dinilai Wajib Diterapkan di Indonesia!
|Baca juga: Manulife Rilis Produk PAYDI Baru, Dirancang untuk Hadapi Ketidakpastian Ekonomi!
“Terdapat empat dasar pentingnya Medical Advisory Board bagi industri asuransi jiwa; pertama adalah kompleksitas industri asuransi kesehatan, yakni tingginya variasi kondisi medis pemegang polis dan risiko kesehatan membutuhkan pertimbangan profesional medis,” ujar Aris, dalam keterangan resminya, Senin, 20 Oktober 2025.
Ia menambahkan MAB berperan penting dalam manajemen risiko, di mana tim penasihat medis ini membantu perusahaan meminimalisasi klaim tidak valid, mendeteksi potensi fraud, serta memastikan fairness dalam penentuan manfaat.
Selain itu, lanjut Aris, regulasi dan kepatuhan juga menjadi dasar penting pembentukan MAB, mengingat regulator seperti OJK dan Kementerian Kesehatan mewajibkan perusahaan asuransi memiliki standar medis yang kuat, kredibel, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Menurutnya kehadiran MAB di BRI Life akan berdampak positif terhadap kepercayaan nasabah dan memperkuat kredibilitas perusahaan dalam memberikan layanan kesehatan yang transparan dan akurat.
“Hal lain yang turut melatarbelakangi terbentuknya Medical Advisory Board di BRI Life ini adalah aspek klaim dan manfaat yang dicatatkan oleh BRI Life, khususnya pada dua tahun terakhir,” ujar Aris.
|Baca juga: Pengunjung CMSE 2025 Cetak Rekor, Bos BEI: Bukti Masyarakat Berminat Kenal Lebih Dekat Pasar Modal
|Baca juga: Konsolidasi Asuransi BUMN Tidak Melulu Positif, Pengamat Beberkan Dampak Negatifnya!
Sepanjang 2024, pembayaran klaim dan manfaat BRI Life mencapai Rp6 triliun, tumbuh 8,4 persen dibandingkan dengan 2023 yang sebesar Rp5,6 triliun. Melihat tren tersebut, BRI Life menggandeng MAB untuk memperkuat pengawasan medis, mendukung telaah utilisasi, dan memastikan kualitas layanan kesehatan bagi nasabah.
Penunjukan MAB ini bukan sekadar pemenuhan regulasi, tetapi bagian dari strategi berkelanjutan untuk menjaga operasional bisnis di tengah tekanan inflasi medis dan meningkatnya risiko klaim. Dengan rekomendasi medis independen dan pengawasan internal, BRI Life menargetkan dapat lebih adaptif terhadap perubahan kebijakan serta menjaga stabilitas bisnis.
Salah satu anggota MAB, Nizar Yamanie menjelaskan, MAB terdiri dari para dokter spesialis dan profesional medis yang memberikan arahan, rekomendasi, serta dukungan strategis kepada manajemen.
“Artinya, Medical Advisory Board akan mendukung operasional perusahaan asuransi lebih profesional, khususnya aspek medis yang sering menjadi dasar penentuan manfaat, penilaian risiko, serta validasi klaim dan biaya,” kata Nizar.
Aris menegaskan implementasi MAB di BRI Life turut diperkuat dengan sistem teknologi informasi (TI) yang andal dan mampu mendeteksi potensi kecurangan secara lebih dini. Dalam hal ini, tambahnya, BRI Life berkomitmen untuk menindaklanjuti regulasi OJK melalui penerapan Medical Advisory Board.
“Serta penguatan sistem informasi berbasis teknologi yang efektif dan tepat guna, sekaligus memastikan layanan berjalan dengan prinsip kendali mutu yang optimal,” tutup Aris.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
