Media Asuransi, GLOBAL – Aon’s Global Catastrophe Recap – Q3 2025 melaporkan kerugian yang diasuransikan akibat bencana alam secara global mencapai setidaknya US$114 miliar pada sembilan bulan pertama 2025.
Melansir Insurance Asia, Selasa, 21 Oktober 2025, kerugian ekonomi ini jika ditotal mencapai minimal US$203 miliar. Meskipun kuartal ketiga mencatat bencana besar, sekitar 18 ribu orang tewas akibat peristiwa seperti gempa bumi dan gelombang panas, namun 66 persen di bawah rata-rata abad ke-21.
|Baca juga: BPI Danantara Bidik Dividen BUMN Tembus Rp750 Triliun dalam 5 Tahun
|Baca juga: Bos Danantara Siap Tindak Tegas Praktik Poles Laporan Keuangan di BUMN
Di sisi lain, gempa bumi pada 31 Agustus di Afghanistan menjadi peristiwa paling mematikan. Aon menyebutkan 36 peristiwa masing-masing menyebabkan kerugian ekonomi lebih dari US$1 miliar, dengan 22 di antaranya melebihi US$1 miliar dalam kerugian yang diasuransikan.
Selisih perlindungan global menyempit menjadi rekor terendah 44 persen, terutama karena cakupan asuransi yang tinggi di AS, di mana kerugian yang diasuransikan mencapai 88% dari total kerugian.
Kemudian badai konvektif parah menjadi ancaman paling mahal, menyebabkan kerugian yang diasuransikan sebesar US$57 miliar, tertinggi ketiga dalam catatan. Kebakaran Palisades saja menyebabkan kerugian yang diasuransikan sebesar US$23 miliar dan berkontribusi pada total kerugian kebakaran hutan yang diasuransikan lebih dari US$40 miliar.
|Baca juga: Ada di Kawasan Ring of Fire, Asuransi Gempa Bumi Dinilai Wajib Diterapkan di Indonesia!
|Baca juga: Manulife Rilis Produk PAYDI Baru, Dirancang untuk Hadapi Ketidakpastian Ekonomi!
Lebih lanjut, modal reasuransi global mencapai rekor US$735 miliar per Juni 2025, dengan volume obligasi bencana meningkat hampir 20 persen (yoy) menjadi US$54 miliar. Untuk kuartal ketiga, kerugian yang diasuransikan mencapai US$12 miliar atau 72 persen di bawah rata-rata jangka panjang dan terendah sejak 2006.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News