Media Asuransi, TANGERANG – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat total aset program pensiun baik yang wajib maupun sukarela mengalami pertumbuhan signifikan. Pertumbuhan terjadi meski masih dianggap lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara OECD.
Direktur Pengembangan Dana Pensiun, Asuransi, dan Aktuaria Kementerian Keuangan Ihda Muktiyanto menyampaikan di Indonesia saat ini program pensiun masih didominasi oleh program wajib khususnya Jaminan Hari Tua atau JHT.
|Baca juga: Bank Mega Syariah Catat Pembiayaan Syariah Card Capai Rp222,06 Miliar hingga September 2025
Tercatat pada 2024, total aset program pensiun baik wajib maupun sukarela mencapai lebih dari Rp1.509,99 triliun atau setara dengan 6,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Nilai ini tumbuh dibandingkan dengan 2023 di mana total nilainya Rp1.354,2 triliun atau 6,5 persen dari PDB.
“Angka ini tentunya suatu kemajuan kalau kita lihat dapat dinaikkan dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” ujar Ihda, dalam sambutannya di acara Indonesia Pension Fund Summit (IFPS) 2025, di Tangerang Selatan, Kamis, 23 Oktober 2025.
Namun, ia optimistis, masih terdapat banyak ruang untuk bisa meningkatkan nilai tersebut dan mengejar ketertinggalan dari negara-negara OECD seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Prancis, hingga Inggris.
|Baca juga: 2 Pejabat Antam Dipanggil KPK, Manajemen Tegaskan Dukung Penegakan Hukum
|Baca juga: OJK Komitmen Dorong Manajer Investasi segera Dirikan DPLK, Sudah Tahap Apa?
“Malaysia, misalnya, bahkan sudah mencapai di atas 60 persen dari PDB. Artinya kita mempunyai tantangan cukup besar untuk bisa meningkatkan skala dan kedalaman aset dana pensiun kita agar lebih dapat berperan secara signifikan dalam menjamin kesehatan manusia sekaligus menjadi motor penggerak pembangunan jangka panjang Indonesia,” jelasnya.
Berdasarkan data yang dipaparkan Kemenkeu total aset program pada pensiun wajib 2024 terbagi dari total aset Rp690,22 triliun dengan jumlah 19,1 juta peserta dari BPJS Ketenagakerjaan, total aset sebesar Rp388,06 triliun dengan jumlah 3,52 juta peserta dari Taspen, dan total aset sebesar Rp49,18 triliun dengan jumlah 988 ribu peserta dari Asabri.
|Baca juga: Bos BI Sebut Nilai Tukar Rupiah Terkendali di Tengah Ketidakpastian Global
|Baca juga: PAYDI Terpengaruh Awan Gelap IHSG, Pengamat: Lebih Baik Perusahaan Asuransi Kembali Jual Proteksi Murni!
Selain itu, total aset program pensiun sukarela 2024 terbagi dari total aset Rp236,43 triliun termasuk syariah dengan jumlah 1,231 juta peserta dari Perkumpulan Dana Pensiun Pemberi Kerja (ADPI), dan total aset Rp146,104 triliun termasuk syariah dengan jumlah 2,868 juta peserta dari Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (ADPLK).
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News