BI Perkuat Strategi Operasi Moneter Pro Market Demi Jaga Rupiah Terkendali
1
1

BI Perkuat Strategi Operasi Moneter Pro Market Demi Jaga Rupiah Terkendali

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) terus memperkuat strategi stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi baik pada transaksi spot dan NDF di pasar domestik maupun transaksi NDF di pasar luar negeri, serta pembelian SBN di pasar sekunder untuk meningkatkan likuiditas dan menjaga stabilitas pasar keuangan.

“BI juga terus memperkuat strategi operasi moneter pro-market guna memperkuat efektivitas transmisi penurunan suku bunga, meningkatkan likuiditas, dan mempercepat pendalaman pasar uang dan pasar valuta asing atau valas,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam konferensi pers KSSK di Jakarta, Senin, 3 November 2025.

Strategi itu antara lain dengan memperluas underlying repo dalam operasi moneter BI dengan surat berharga berkualitas tinggi lainnya yang diterbitkan oleh lembaga jasa keuangan yang dibentuk atau didirikan pemerintah untuk mendukung program pemerintah, dan menerbitkan BI-FRN (Floating Rate Note).

Kemudian strategi lainnya, masih kata Perry, yaitu mengembangkan Overnight Index Swap (OIS) untuk tenor di atas overnight dalam rangka membentuk struktur suku bunga pasar, serta memperluas investor SukBI untuk dapat dimiliki oleh bank dan nonbank, termasuk bukan penduduk.

“Sebagai bentuk sinergi erat kebijakan moneter dan fiskal, hingga 30 Oktober 2025, BI telah membeli SBN sebesar Rp269,97 triliun, termasuk pembelian di pasar sekunder dan program debt switching dengan pemerintah sebesar Rp199,92 triliun,” jelasnya.

Nilai tukar rupiah tetap terkendali

Di sisi lain, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, ketahanan eksternal tetap terjaga dan nilai tukar rupiah tetap terkendali di tengah ketidakpastian global. Posisi cadangan devisa pada akhir September 2025 tetap kuat sebesar 148,7 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

“Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. Pada akhir triwulan III/2025, rupiah sempat melemah sebesar 1,05 persen ptp dibandingkan dengan level pada akhir Agustus 2025 sejalan dengan ketidakpastian global yang cukup tinggi,” jelas Purbaya.

Nilai tukar rupiah, tambahnya, kembali menguat pada Oktober 2025 didukung oleh kebijakan stabilisasi BI, di mana pada 31 Oktober 2025 tercatat sebesar Rp16.630 per dolar AS, atau menguat 0,21 persen ptp dibandingkan dengan level pada akhir September 2025.

“Peningkatan konversi valas ke rupiah oleh eksportir seiring penerapan penguatan kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) juga mendukung tetap terkendalinya nilai tukar rupiah,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bos LPS Beberkan Ada 26 BPR yang ‘Sakit’ dalam Setahun, 23 Sudah Dilikuidasi!
Next Post BI: Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut Topang Ketahanan Perekonomian

Member Login

or