1
1

OJK Sebut Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah di Indonesia Masih Rendah

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi dalam sambutannya di acara Expo Keuangan dan Seminar Syariah (EKSIS) betajuk ‘Keuangan Syariah untuk Semua, Kesejahteraan untuk Bangsa’, Kamis, 6 November 2025, di Main Hall Lippo Mall Nusantara, Jakarta. | Foto: Media Asuransi/Sarah Dwi Cahyani

Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total aset industri keuangan syariah Indonesia tumbuh 11,3 persen secara tahunan (yoy) atau mencapai Rp3.050 triliun. Namun, kondisi ini masih dibarengi oleh rendahnya tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi membenarkan total aset industri keuangan syariah meningkat 11,3 persen (yoy) menjadi sebesar Rp3.050 triliun.

“Dengan rincian di perbankan sebesar Rp975 triliun, pasar modal Rp1.800 triliun, dan industri keuangan non bank Rp1.708 triliun,” ucap Friderica, dalam sambutannya di Pembukaan Expo Keuangan dan Seminar Syariah (EKSIS) betajuk ‘Keuangan Syariah untuk Semua, Kesejahteraan untuk Bangsa’, di Jakarta, Kamis, 6 November 2025.

Menurutnya pertumbuhan tersebut didorong oleh stabilitas sektor keuangan nasional yang kuat, baik dari sisi perbankan, pasar modal, asuransi, maupun perusahaan pembiayaan. Namun, di balik capaian tersebut, OJK menyoroti pekerjaan rumah besar yang dinilai masih harus segera diperbaiki, yakni peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.

Friderica atau yang sering disapa Kiki memaparkan tingkat literasi keuangan nasional saat ini telah mencapai 66 persen. Namun dari angka tersebut, literasi keuangan syariah baru berada di kisaran 43 persen.

“Artinya kalau dari 100 orang yang kita tanya, 66-nya sudah mengerti tentang produk keuangan syariah, tapi yang pakai itu masih sangat sedikit untuk yang syariah,” jelasnya.

OJK menilai peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah bukan hanya sebatas kebutuhan industri, tetapi juga berkaitan erat dengan kesejahteraan masyarakat.

Ia merujuk pada hasil studi Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) yang menunjukkan negara dengan literasi dan inklusi keuangan yang tinggi cenderung memiliki tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Tutup Bulan Inklusi Keuangan, BEI Raih 19 Juta Investor

Member Login

or