Media Asuransi – Setelah terkoreksi tipis pada akhir pekan lalu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini masih dibayangi pelemahan dengan level support 6.034.
Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal IHSG mengonfirmasi pola bearish thrusting dengan pelemahan yang menguji kembali support Moving Average 5 hari sebagai support.
Dia menjelaskan, indikator Stochastic bergerak pada area overbought yang membentuk pola dead-cross mengiringi potensi cross over negatif indikator MACD. “Secara teknikal pelemahan IHSG masih membayangi dengan support resistance 6.034-6.170,” kataya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Senin 21 Desember 2020.
Pada akhir pekan lalu, IHSG (-0,15%) terkoreksi 9,06 poin ke level 6.104,32 dengan saham-saham disektor keuangan (-1,08%) dan Industri Dasar (-0,86%) turun alami aksi ambil untung investor di akhir pekan. Saham BBCA (-1,9%), BMRI (-2,5%), BBRI (-1,2%) dan CPIN (-3,6%) membebani IHSG hingga akhir sesi perdagangan.
“Investor terlihat melakukan aksi ambil untung di akhir pekan mengikuti pelemahan bursa Asia. Investor asing melakukan aksi jual bersih sangat besar di level Rp2,67 triliun. Saham BBRI dan TLKM yang mengalami aksi jual investor asing terbesar secara value.”
Sementara itu, mayoritas indeks saham Asia ditutup melemah. Indeks Nikkei (-0,16%), Hang Seng (-0,67%) dan CSI300 (-0,35%) menutup pekan di zona negatif sedangkan TOPIX (+0,04%) mampu bertahan di zona positif.
“Investor terlihat bersikap hati-hati di akhir pekan dan cenderung melakukan aksi ambil untung di tengah ketidakpastian stimulus lanjutan pada program pemulihan ekonomi AS,” jelas Lanjar.
Sejalan dengan bursa Asia, Bursa Eropa mengakhiri pekan dengan pelemahan. Indeks Eurostoxx (-0,42%), FTSE (-0,33%) dan DAX (-0,27%) turun hingga akhir sesi. Investor menantikan hasil perseteruan stimulus kebijakan pemulihan ekonomi di akhir tahun dan keputusan vaksinasi yang penuh ketidakpastian.
Bursa AS turun dengan DJIA (-0,41%), S&P500 (-0,35%) dan NASDAQ (-0,07%) melemah setelah tuntutan Republik meninggalkan kongres tanpa kesepakatan tentang stimulus pemulihan ekonomi tambahan di akhir tahun.
“Namun di akhir pekan Demokrat dan Republik akhirnya menyepakati stimulus pemulihan ekonomi AS sebesar US$900 miliar. Hal ini tentu akan menghapus ketidakpastian mengenai stimulus AS yang menjadi alasan investor bersikap hati-hati. Selanjutnya di sisa perdagangan menjelang libur Natal ekuitas global berpotensi uforia atas kesepakatan stimulus pemulihan AS yang akan menjadi pertimbangan upaya lanjutan memerangi virus oleh bank sentral di seluruh dunia,” tutur Lanjar. ACA
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News