1
1

Erdikha Sekuritas: Waspadai Aksi Profit Taking

Seorang investor sedang memperhatikan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak pada fase jenuh beli sehingga berpotensi terjadi aksi profit taking.

Equity Research Analyst PT Erdikha Elit Sekuritas Hendri Widiantoro mengatakan, secara teknikal IHSG ditutup menguat bergerak konsolidasi membentuk pola candle Inverted Hammer yang mengindikasikan adanya potensi pembalikan arah ke teritori hijau kendati potensi penguatannya masih sangat terbatas dikarenakan indikator teknikal lain seperti stokastik yang masih berada pada area overbought atau IHSG sedang berada pada fase jenuh beli yang berpotensi adanya aksi profit taking. 

“Selain itu volume masih terjaga di atas rata-rata transaksi 5 hari terakhir. Hari ini Indeks diperkirakan akan bergerak konsolidasi pada range 6.350-6.450,” katanya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Selasa 19 Januari 2021. 

Menurutnya, saham-saham yang perlu dicermati untuk perdagangan hari ini yaitu BBCA, BMRI, INTP, SMGR, ICBP, dan TOWR. 

Baca juga: 

IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat pada level 6.390 (0,26%) ditransaksikan senilai Rp23,77 triliun dengan volume transaksi 35,49 miliar lembar saham di mana asing melakukan Aksi Jual Bersih Rp183,51 miliar. Adapun sektor yang  menopang laju IHSG kemarin meliputi sektor Consumer (2,22%), Manufacture (1,115%), Misc-Ind (0,954%), Finance (0,414%), Trade (0,328%). Sektor yang masih membebani laju IHSG kemarin meliputi sektor Infrastructure (-0,007%), Property (-0,259%), Basic-Ind (-0,262%), Mining (-2,886%), Agriculture (-3,115%).              
             
Hendri menjelaskan, IHSG pada perdagangan kemarin terpantau bergerak mix ditutup menguat pada level 6.389 (+0,258%). IHSG pada awal perdagangan dibuka melemah lalu berbalik arah dan pada sesi 2 sempat terkoreksi dan ditutup pada teritori hijau. Investor asing melakukan aksi profit taking beramai-ramai pada saham SMGR, INKP, dan INCO, kendati tampak ada perlawanan pada saham big caps di sektor perbankan dan consumer seperti saham BBCA, BBRI, UNVR, ICBP, yang menguat cukup signifikan. 

“Penguatan IHSG terjadi setelah rilis data pertumbuhan ekonomi China periode 2020 YoY, yang melampaui ekspektasi sebesar 6,5%. Di mana kuartal IV di tahun 2019 hanya bertumbuh 4,9%. Namun, untuk pertumbuhan ekonomi China QoQ hanya bertumbuh hanya 2,6% turun apabila dibandingkan dengan QoQ Q3 yaitu sebesar 3,0%,” jelasnya. 

Hendri menuturkan, investor juga perlu mencermati data ekonomi yang akan rilis hari ini seperti data Inflasi bulan Desember dari Jerman yang diprerkirakan oleh konsensus Trading Economic akan masih deflasi pada level -0,3%. “Market minggu ini masih minim sentimen setelah rilisnya data inflasi Jerman. Hari kamis besok, investor masih perlu menunggu dan mencermati rilis keputusan suku bunga ECB dan keputusan suku bunga BI rate yang diperkirakan akan masih terjaga pada level saat ini,” pungkasnya. Aca 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Reliance Sekuritas: IHSG Masih Fluktuatif
Next Post MNC Sekuritas: 4 Saham Menu Trading 19 Januari 2021

Member Login

or