1
1

Danamon Bukukan Laba Bersih Setelah Pajak Rp2,67 Triliun

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) membukukan laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp2,67 triliun di tahun 2016, atau tumbuh 12 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp2,39 triliun. Menurut Presiden Direktur Danamon Sng Seow Wah, hal ini didorong oleh pertumbuhan pada pendapatan non bunga, disiplin dalam pengelolaan pengeluaran operasional, serta penurunan biaya kredit.
Menurut Seow Wah, fokus Danamon dalam beberapa inisiatif penting di tahun 2016 tercermin secara positif pada pertumbuhan laba bersih. Inisiatif tersebut termasuk implementasi restrukturisasi jaringan sales & distribution, peningkatan pada jaringan digital, serta peningkatan dalam kualitas layanan secara keseluruhan. “Danamon akan melanjutkan program tersebut tahun ini untuk mewujudkan kualitas layanan dan pengalaman perbankan yang lebih baik bagi nasabah,” katanya saat jumpa pers di Jakarta, 1 Maret 2017.
Sementara itu Chief Financial Officer Danamon Vera Eva Lim menjelaskan bahwa di tengah tren pertumbuhan positif oleh hampir seluruh bisnis Danamon, kinerja perbankan mikro tetap tertekan. Manajemen Danamon sedang menerapkan strategi untuk memulihkan bisnis mikro, termasuk rasionalisasi jaringan, fokus pada collection, dan peningkatan efisiensi.
Vera menjelaskan, rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio) tercatat membaik, yaitu dari 52,0 persen di tahun 2015 menjadi sebesar 48,8 persen di tahun 2016. “Biaya operasional turun empat persen menjadi Rp8,6 triliun. Biaya kredit tercatat pada Rp4,4 triliun atau membaik 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” jelas Vera.
Ditambahkan bahwa pada tahun lalu, Danamon membukukan pertumbuhan kredit dua digit pada segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Wholesale, dan Mortgage Konsumer. Portofolio Wholesale, terdiri dari perbankan korporasi, komersial dan institusi keuangan, tumbuh 11 persen menjadi Rp37,4 triliun. Kredit pada segmen UKM tumbuh 10 persen menjadi Rp24,7 triliun. Sementara Mortgage Konsumer tumbuh 21 persen menjadi Rp4,4 triliun.
Di sisi lain, total portofolio kredit dan trade finance turun dua persen, dari Rp129,5 triliun pada akhir 2015 menjadi Rp127,3 triliun pada tahun 2016. Kredit kepada segmen mikro melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) turun 30 persen menjadi Rp10,2 triliun karena kompetisi dan permintaan yang menurun. “Pembiayaan Adira Finance turun sebesar lima persen pada tahun 2016 menjadi Rp44,4 triliun. Namun, produktivitas menunjukkan peningkatan karena pembiayaan Adira Finance tumbuh dua persen pada kuartal keempat. Tren positif ini terjadi di tengah lemahnya penjualan di industri kendaraan baru, berdasar data Gaikindo, untuk roda dua turun delapan persen dan roda empat komersial turun 29 persen,” kata Vera Eve Lim.
 Walaupun pertumbuhan kreditnya minus, rasio kredit terhadap dana (loan to funding ratio/LFR) Danamon justru meningkat, yakni dari 87,5 persen per Desember 2015 menjadi 91,0 persen per Desember 2016. Peningkatan LFR ini tak lepas dari strategi Danmon untuk mengurangi pendanaan, terlihat dari turunnya dana pihak ketiga (DPK) sebesar 10 persen, dari Rp117 triliun per Desember 2015 menjadi Rp105 triliun per Desember 2016.
Menurut Vera, deposito turun 15 persen menjadi Rp56,9 triliun, sedang CASA (giro dan tabungan) turun tiga persen menjadi Rp48,5 triliun. Kondisi itu membuat rasio CASA terhadap DPK meningkat dari 43 persen di tahun 2015 menjadi 46 persen di tahun 2016.
Dari sisi pendapatan, menurut Vera Eve Lim, fee-based income Danamon tercatat sebesar Rp2 triliun atau tumbuh sebesar tujuh persen dibandingkan setahun sebelumnya. Pertumbuhan fee income ini didukung oleh kontribusi fee income Adira Insurance yang tumbuh satu persen menjadi Rp908 miliar, cash management yang tumbuh 11 persen menjadi Rp325 miliar, serta bancassurance yang tumbuh 13 persen menjadi Rp281 miliar. Edi

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Cakrawala Proteksi Luncurkan Klaim Online
Next Post Panin Dai-ichi Life Luncurkan Produk

Member Login

or