1
1

Risty Tagor: Harus Pandai Memitigasi Risiko

Pandemi Covid-19 yang belum berakhir di Tanah Air telah berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat. Berbagai cara pun dilakukan masyarakat agar dapat bertahan dari kondisi ekonomi yang masih belum menentu ini. Berbagai usaha sudah dilakukan oleh pemerintah untuk membantu ekonomi masyarakat, tetapi upaya itu semua belum sebanding dengan besarnya kebutuhan yang harus dipenuhi masyarakat.

Kreativitas dan inovasi dibutuhkan dalam kondisi seperti ini. Tidak hanya bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah, masyarakat sekelas artis pun banyak yang terimbas pandemi. Mereka juga melakukan berbagai inovasi agar dapat bertahan menghadapi kondisi seperti sekarang ini.

Risty Tagor, salah satu pesinetron artis cantik ini adalah bagian dari masyarakat yang merasakan imbas dari pandemi. Kebutuhan ekonomi dengan pendapatan yang dihasilkan selama masa pandemi sangat tidak seimbang. Oleh karena itu, sejak beberapa waktu lalu mantan istri Rifky Balweel dan Stuart Collin ini, sudah melakukan berbagai terobosan, terutama untuk terus menjalankan bisnisnya agar dapat bertahan.

“Saya merasakan imbas yang cukup signifikan dari kondisi saat ini. Karena itu saya berupaya mencari jalan keluar dengan melakukan beberapa inovasi dan kreativitas, agar bisnis tetap dapat berjalan tanpa harus ada pengurangan karyawan. Seperti di bisnis fesyen, butik terpaksa tutup sementara, tapi tetap berjalan dengan cara menjual ke market place atau secara online dengan barang-barang ready to use. Saya juga memproduksi masker nonmedis cantik dan nyaman sebagai inovasi baru, menyesuaikan kondisi karena setiap orang membutuhkan masker saat berpergian namun tetap ingin terlihat modis,” jelas pemeran film Perempuan Berkalung Sorban ini.

Namun demikian, menurut pemilik nama lengkap Ariestia Ramadhany Tagor Harahap itu, kalau masyarakat mampu berinovasi dan berkreativitas, mereka dapat melewati kondisi sulit ini. “Saya yakin bahwa pandemi pasti akan berakhir. Hanya saja yang harus dilakukan saat ini adalah bagaimana kita dapat bertahan, dapat memitigasi setiap risiko yang ada. Baik dalam berbisnis maupun dalam bekerja. Karena kalau kita dapat memitigasi risiko maka dapat meminimalkan setiap risiko yang kita hadapi, sehingga kita akan dapat bertahan,” ungkap wanita kelahiran Jakarta, 32 tahun lalu itu. Arief Wahyudi

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post OJK Optimalkan Kebijakan Stimulus untuk Percepat Pemulihan Ekonomi
Next Post Prospek Asuransi Syariah di Mata Pialang Asuransi

Member Login

or