1
1

AJTM Bukukan Pertumbuhan Laba 119 persen di Tahun 2020

Media Asuransi – PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri (AJTM) membukukan pertumbuhan laba bersih setelah pajak sebesar 119 persen di tahun 2020. Di tengan kondisi perekonomian yang melambat akibat pandemi Covid-19, AJTM membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp18,39 miliar per Desember 2020, meningkat dibanding periode yang sama 2019 sebesar Rp8,39 miliar.

Kinerja yang cukup baik pada sisi keuangan dan operasional juga tercermin pada kenaikan aset perusahaan dan tingkat keuangan perusahaan. Di tahun 2020, AJTM membukukan kenaikan aset sebesar 15 persen, dari Rp1,7 triliun per Desember 2019 menjadi Rp1,96 triliun di periode yang sama tahun 2020.

“Keberhasilan itu tidak terlepas dari kebijakan dan strategi yang dilaksanakan dengan penuh komitmen oleh seluruh komponen perusahaan,” kata Direktur Utama AJTM, Hanindio W Hadi, dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Jumat, 11 Juni 2021.

|Baca juga: Tugu Mandiri Gaungkan Service Excellence untuk Tetap Survive di Tengah Pandemi Covid-19

Menurut Hanindio, salah satu kebijakan manajemen perusahaan yang mulai berdampak positif adalah transformasi berkelanjutan yang dicanangkan sejak September 2020. “Transformasi itu mencakup tiga hal, yaitu transformasi sumber daya manusia (SDM), produk (bisnis proses), dan sistem yang terintegrasi,” tuturnya.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa transformasi ini dilakukan dengan mengimplementasikan budaya kerja yang produktif, optimalisasi produk, serta perbaikan tata kelola dengan mengimplementasikan kendali IT system. “Meskipun baru dilakukan pada kahir kuartal ketiga, langkah-langkah itu telah memberikan hasil yang positif pada 2020,” kata Hanindio.

Direktur Utama AJTM ini menjelaskan bahwa pada tahun 2020, perseroan mencatat peningkatan yang signifikan pada hasil underwriting, yakni sebesar 933 persen yoy. Dari semula negatif (defisit) Rp11,69 miliar pada tahun 2019 menjadi positif (surplus) Rp97,48 miliar pada tahun 2020.

“Peningkatan hasil underwriting ini merupakan buah kehati-hatian dalam proses underwriting dan penghentian penjualan untuk bisnis baru dari produk-produk yang dinilai tidak profitable dan moratorium beberapa produk asuransi. Kedua langkah itu dibarengi dengan rebalancing portofolio dari produk yang ada,” jelasnya.

|Baca juga: Tugu Mandiri Gandeng Bank Woori Saudara

Dampak dari penghentian penjualan produk dan moratorium tersebut adalah, premi yang diperoleh perseroan turun 16 persen, dari Rp549,13 miliar per Desember 2019 menjadi jadi Rp458,96 miliar per Desember 2020. Di sisi lain, beban klaim yang dibayarkan perseroan turun 23 persen, yakni dari Rp385,20 miliar per Desember 2019 menjadi Rp313,11 miliar per Desember 2020.

Mengenai  kebijakan penghentian penjualan produk dan moratorium yang dilakukan, Hanindio menegaskan bahwa semua produk yang tidak memenuhi hukum bilangan besar dan tidak memenuhi kriteria pada tata kelola yang berdampak pada bisnis yang sehat, dihentikan atau dilakukan restrukturisasi. “Itulah kunci yang membuat kami survive pada tahun 2020,” tuturnya.

Direktur AJTM, Haris Anwar menambahkan bahwa perseroan memang fokus pada produk yang memberikan hasil bagus. “Ke depan, kami akan tetap fokus pada pasar yang sudah kami kuasai, yang karakternya sudah kami pahami. Sehingga kami akan memasarkan produk yang seleksi risikonya bagus dan diperlukan oleh nasabah,” katanya.

Berbagai kebijakan dan strategi tersebut, menurut Hanindio, berdampak pada tingkat kesehatan keuangan AJTM. Pada akhir tahun 2020, perseroan memiliki rasio solvabilitas (risk base capital/RBC) sebesar 257 persen, naik dari per Desember 2019 yang sebesar 101 persen. Sementara itu rasio kecukupan investasi (RKI) meningkat dari 104 persen menjadi 111 persen. Edi

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pialang Asuransi Neksus Terkena Sanksi Pembatasan Kegiatan Usaha
Next Post OCTO Mobile CIMB Niaga Mudahkan Nasabah Membeli Asuransi

Member Login

or