Media Asuransi – Dolar AS bergerak mendatar terhadap mata uang global lainnya seiring dengan mulainya Pertemuan Komite Terbuka bank sentral AS, Federal Reserve (FOMC), Selasa ini (15/6/2021).
Baca juga: BI: Cadangan Devisa September 124,3 miliar dolar AS
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingannya, bergerak hampir datar hari ini di 90,56, atau sama dengan penutupan kemarin. Minggu lalu, indeks menguat 0,4 persen, perubahan mingguan terbesar dalam lima minggu.
Keputusan The Fed menjadi perhatian pasar saham lantaran akan mempengaruhi arah moneter bank sentral global. Kemungkinan The Fed akan tetap mempertahankan suku bunga pada FOMC pada pekan ini. The Fed saat ini mematok Fed fund rate 0%-0,25%, berlaku sejak Maret 2020 silam.
Baca juga: Bank Indonesia Pertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate Tetap 3,50 persen
Perekonomian AS yang mulai bangkit dikhawatirkan akan membuat bank sentral mengurangi stimulus yang dikeluarkan sejak awal pandemi, Maret 2020 silam. Kebijakan yang dikenal sebagai tapering off ini ditakutkan akan membuat dollar perkasa terhadap mata uang negara lain, terutama mata uang emerging market. Fenomena ini disebut taper tantrum.
Hal ini yang dikhawatirkan Menteri Keuangan Sri Mulyani, mengacu pada penguatan dollar yang membuat rupiah lunglai di periode 2013 hingga 2015. Nilai tukar rupiah waktu itu di kisaran 9.700 per dolar AS. Tetapi merosot hingga Rp 14.700 per dolar AS pada September 2015. Pelemahannya lebih dari 50%. Wan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News