Media Asuransi – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak cukup berat dengan potensi kembali tertekan setelah pada perdagangan kemarin ditutup di zona merah.
Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, Lanjar Nafi, mengatakan bahwa secara teknikal IHSG false break bearish trendline dan resistance 6.100 pada pergerakan yang menguji support MA5 dan MA20.
Dia menjelaskan, indikator stochastic dan RSI bergerak melandai dengan MACD yang masih terpantau bearish. “Sehingga diperkirakan IHSG masih bergerak cukup berat dengan potensi kembali tertekan pada support resistance 5.982-6.065,” katanya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Kamis, 24 Juni 2021.
|Baca juga: Reliance Sekuritas: IHSG Berpotensi Menguat Terbatas
Menurutnya, saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya; CPIN, HMSP, LSIP, WSBP, WTON, WSKT, ACES, AGII, dan BBTN.
Kemarin, IHSG (-0,86%) ditutup turun hampir sepersen sebesar 53,30 poin ke level 6.034,54 dengan saham-saham di sektor kesehatan (-2,41%),keuangan (-2,09%), dan property (-1,20%) menjadi yang terdalam pelemahannya. Saham-saham di sektor Infrastruktur, transportasi dan industri yang tutup di zona hijau gagal menahan IHSG hingga akhir sesi perdagangan.
“Angka kasus Covid-19 yang melebar menjadi fokus investor di saat aksi jual investor asing yang masih terlihat, yakni investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp435,77 miliar dengan saham BBRI, BMRI dan BBCA yang menjadi top net sell value.”
|Baca juga: Pefindo Ganjar Bank Mestika (BBMD) dengan Peringkat idBBB+ Stabil
Mayoritas indeks saham di Asia ditutup dengan bervariasi. Indeks Nikkei (-0,03%) dan TOPIX (-0,53%) di Jepang turun sedangkan Indeks Hang Seng (+1,79%) dan CSI300 (+0,49%) naik. Investor menilai prospek pemulihan ekonomi sementara kekhawatiran mereda bahwa inflasi yang lebih cepat akan memacu pengetatan kebijakan.
Bursa Eropa membuka perdagangan dengan melemah. Indeks FTSE (-0,08%), DAX (-0,64%) dan CAC40 (-0,60%) turun lebih dari setengah persen. Pelemahan di saham-saham ritel dan konsumsi lebih dalam dari penguatan saham-saham di sektor komoditas. Minyak mentah Brent berbalik naik 1% menjadi US$75,57 per barel dan WTI naik 0,88% ke level US$73,49 per barrel.
“Selanjutnya investor akan mengambil momentum dari pergerakan harga komoditas dan merespons spekulasi rencana pengurangan pembelian aset dari the Fed.” Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News