1
1

Cara Menyiapkan Dana Darurat

Media Asuransi – Setiap orang pasti ingin memiliki keuangan yang sehat dan hidup sejahtera. Dalam merencanakan keuangan, idealnya kamu sebaiknya membuat perencanaan untuk arus uang yang keluar dan masuk, punya asuransi, berinvestasi, punya rencana pensiun, dan rencana warisan. Khusus untuk pengelolaan keluar masuknya uang, kamu harus mulai memahami bahwa sangat penting untuk mengalokasikan suatu dana khusus yang disebut dana darurat.

Apa, sih dana darurat itu? Sesuai namanya, emergency fund merupakan dana yang sengaja disiapkan untuk mengantisipasi berbagai macam kondisi darurat yang membutuhkan kehadiran dana tunai segera. Misalnya, ketika mendadak terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), tiba-tiba jatuh sakit dan harus rawat jalan yang belum ter-cover asuransi, juga untuk mengantisipasi keadaan darurat lain yang tak terduga dalam aktivitas sehari-hari seperti genteng rumah yang mendadak bocor, mobil penyok tertabrak dan lain sebagainya.

Dengan memiliki dana darurat, kamu tidak perlu tergoda berutang saat membutuhkan dana tunai dalam waktu cepat. Itulah mengapa peran dana darurat sangat signifikan dalam upaya membangun keuangan sehat. 

Baca juga: Cara Mengelola Utang Saat Pandemi Covid-19

Berapa dana darurat yang ideal?

Karena dimaksudkan sebagai dana cadangan, dana darurat memiliki standar nilai ideal agar bisa melakukan fungsinya sebagai financial buffer atau sejumlah dana yang disisihkan dan disimpan untuk menghadapi situasi tak terduga yang dapat menyebabkan Anda kesulitan keuangan. Bagi Anda yang saat ini masih belum menikah, nilai dana darurat yang ideal minimal sebesar tiga kali pengeluaran rutin bulanan. Jadi, semisal saat ini penghasilan mencapai Rp7 juta per bulan dengan besar pengeluaran rutin bulanan Rp5 juta, maka dana darurat ideal yang perlu dimiliki adalah Rp15 juta. 

Adapun bila Anda saat ini statusnya sudah menikah, besar dana darurat yang harus dimiliki jadi lebih besar, yaitu minimal enam kali nominal pengeluaran rutin bulanan. Nilainya harus lebih besar karena ketika sudah menikah berarti jumlah tanggungan Anda jadi bertambah. Begitu juga saat sudah memiliki anak, jumlah dana darurat ideal yang harus Anda miliki menjadi minimal sembilan kali besar pengeluaran rutin bulanan. 

Angka ideal dana darurat yaitu tiga bulan sampai 12 bulan berasal dari asumsi lama waktu yang dibutuhkan seseorang untuk mencari pekerjaan baru apabila kondisi kedaruratan yang dialami adalah pemutusan hubungan kerja (PHK). Jadi, saat seseorang dalam kondisi PHK, dengan adanya dana darurat, pengeluaran rutinnya dapat tetap tertutup kendati pendapatan tengah terhenti. Dana darurat akan menjadi pengganti penghasilan sampai nanti ia mendapatkan pekerjaan dan penghasilan baru.

Baca juga: 5 Strategi Menyiasati Bujet Belanja Bulanan

Maka itu, apabila pengeluaran Anda saat ini dengan status menikah dan memiliki anak mencapai Rp10 juta per bulan, maka dana darurat yang ideal dimiliki adalah Rp90 juta. Bagaimana bila pengeluaran bulanan di atas Rp10 juta? Berarti nilai dana darurat yang harus disiapkan juga harus lebih besar dari Rp90 juta. Terkejut karena angkanya besar? Mungkin kamu jadi bertanya-tanya, bagaimana caranya mengumpulkan dana sebesar itu sekaligus? Yuk, lanjut baca sampai selesai!

Bangun dana darurat perlahan

Membangun dana darurat bisa Anda lakukan langkah demi langkah dengan menyisihkan penghasilan setiap bulan. “Setiap mendapatkan penghasilan, sisihkan minimal 10% untuk mengisi saldo dana darurat.

Sebagai gambaran, penghasilan rutin Anda saat ini Rp7 juta per bulan, sisihkan minimal Rp700.000 ke rekening dana darurat. Bila Anda belum memiliki tanggungan cicilan utang, nilai yang dapat disisihkan untuk dana darurat bisa lebih besar lagi. Dengan begitu,Anda bisa lebih cepat memenuhi target nominal dana darurat yang ideal.

Contohnya, dengan pendapatan Rp7 juta per bulan, Anda sejauh ini belum memiliki tanggungan cicilan utang apapun. Karena kemana-mana memanfaatkan transportasi publik yang relatif murah dan masih menumpang di rumah orang tua, pengeluaran rutin bulanan tidak pernah lebih dari dari Rp4 juta per bulan.

Dengan begitu, dana darurat yang harus dimiliki mencapai Rp12 juta. Anda dapat membagi pendapatan setiap bulan dengan alokasi Rp4 juta untuk biaya hidup sehari-hari, alokasi dana darurat Rp2,5 juta dan Rp500.000 untuk pengeluaran pribadi yang sifatnya tersier. Dalam 5 bulan, nominal dana darurat yang ideal sudah bisa dimiliki.

Nah, apakah kita harus menunggu dana darurat ideal lebih dulu baru boleh memiliki asuransi dan berinvestasi? Setidaknya 30% dari nominal dana darurat Anda yang ideal baru melangkah ke hal lain seperti berinvestasi. Jadi semisal nilai dana darurat yang ideal adalah Rp15 juta, Anda harus memiliki minimal Rp5 juta emergency fund, baru boleh melangkah berinvestasi.

Setelah itu, jangan berhenti di angka Rp5 juta, tapi teruslah menyisihkan setiap bulan minimal 10% pendapatan sampai dana darurat mencapai angka ideal. Begitu dana darurat sudah ideal, Anda bisa mengalihkannya untuk memperbesar alokasi dana investasi

Sedangkan asuransi, sebaiknya Anda miliki beriringan dengan upaya membangun dana darurat. Ini karena asuransi juga memiliki fungsi proteksi terhadap risiko-risiko finansial yang tidak cukup bila hanya mengandalkan dana darurat. Misalnya, risiko sakit dan harus rawat inap yang bisa menguras banyak dana. Jadi, sebaiknya Anda juga sudah membeli asuransi kesehatan sembari menyisihkan dana darurat secara rutin setiap bulan.

Menyimpan dana darurat

Dana darurat memiliki fungsi utama sebagai bantalan pertama keuangan Anda ketika menghadapi kondisi yang membutuhkan uang tunai mendesak. Maka itu, dana darurat harus sangat likuid alias mudah diakses ketika suatu saat dibutuhkan. 

Tempatkan dana darurat di instrumen yang likuid seperti rekening tabungan biasa, deposito, reksa dana pasar uang ataupun emas batangan. Instrumen-instrumen tersebut bisa Anda akses kapanpun setiap kali membutuhkan dana di kondisi darurat. Jangan pernah sekali-kali menempatkan dana darurat di instrumen investasi berisiko tinggi seperti reksa dana saham atau properti. Selain, susah dicairkan ketika dana dibutuhkan, risiko naik turun dana juga membahayakan kecukupan dana darurat kamu.

Tips lain yang juga penting disimak adalah, pisahkan rekening dana darurat dari rekening transaksi sehari-hari. Ini supaya Anda terhindar dari godaan memakai dana darurat untuk hal lain yang sifatnya konsumtif. Misalnya, memakai dana darurat untuk belanja gadget mumpung ada obral. Maklum, banyak yang tidak tahan melihat dana “menganggur” cukup banyak di rekening dan tergoda untuk membelanjakannya. Dengan memisahkan penempatan dana darurat, Anda dapat memastikan emergency fund kamu aman hingga mencapai nilai ideal. Dana darurat yang memadai berarti keuangan Anda sudah selangkah lebih sehat. Jadi, jangan tunda lagi untuk mulai membangun dana darurat, ya! Aha

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Cara Memulai Gaya Hidup Minimalis Kala Pandemi Covid-19
Next Post Analisa Pasar Modal: Sektor New Economy dan Rencana IPO Perusahaan Teknologi

Member Login

or