Media Asuransi – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini Kamis (8/7/2021) diperkirakan akan bergerak konsolidasi pada range level support 6.000 dan level resistance 6.100 setelah kembali berada di zona merah pada perdagangan kemarin.
Regina Fawziah, Equity Research Analyst PT Erdikha Elit Sekuritas, memaparkan IHSG pada perdagangan Rabu (7/7/2021) ditutup melemah pada level 6.044. Ditransaksikan dengan volume yang cukup ramai jika dibandingkan dengan rata-rata volume 5 hari perdagangan.
Dia menjelaskan IHSG dibebani oleh sektor Energy (-0,825%), Industrials (-0,512%), Consumer Non-Cyclical (-0,351%), Infrastructures (-0,222%), Basic Materials (-0,07%), Financials (-0,029%), Properties & Real Estate (-0,015%), kendati ditopang oleh sektor Transportation & Logistic (0,176%), Technology (0,596%), Consumer Cyclicals (0,94%), Healthcare (0,943%) yang mengalami penguatan walaupun tidak signifikan.
Menurutnya, faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG pada hari Rabu yakni terkait dari lonjakan kasus Covid-19 yang hingga kini berdasarkan data terakhir per hari Selasa Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah pasien positif corona (Covid-19) di Indonesia mencapai 2.345.018 orang, atau bertambah 31.189 orang dari hari sebelumnya.
|Baca juga: Penjualan Daihatsu Naik 25%, Saham Astra International (ASII) Diincar Asing
“Ini adalah rekor penambahan kasus harian tertinggi sejak virus Covid-19 mewabah di Tanah Air. bahkan dalam 14 hari terakhir, rata-rata tambahan pasien positif baru adalah 23.350 orang per hari, atau melonjak lebih dari 2 kali lipat ketimbang rerata 14 hari sebelumnya (10.628 orang setiap hari). Artinya, jelas kurva kasus Covid-19 Indonesia semakin meningkat tajam.”
Saat ini pemerintah tengah memberlakukan kebijakan PPKM Darurat yang terbilang lebih ketat dibandingkan dengan sebelumnya. Kenaikan kasus harian yang terjadi membuat kekhwatiran pasar kembali muncul. “Para pelaku pasar khawatir bahwa nantinya lonjakan ini akan menganggu pertumbuhan ekonomi pada kuartal III, yang menurut kami jelas akan sedikit terganggu.”
Bahkan untuk pertumbuhan ekonomi kuartal II/2021, sambungnya, juga diproyeksikan akan sedikit meleset dari proyeksi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan Menteri Keuangan Sri Mulyani yakni kisaran 5%-8%. Tidak hanya pertumbuhan ekonomi, beberapa indikator ekonomi lainnya serta IHSG juga sedikit banyak akan terpengaruh oleh lonjakan kasus Covid-19 saat ini.
“Sehingga menurut kami pada kuartal III/2021 meskipun IHSG akan ada potensi kembali menguat namun penguatan yang terjadi cenderung tertahan karena adanya sentimen negatif terkait kenaikan lonjakan kasus Covid-19 ini. Meskipun demikian, masih ada beberapa sektor yang menurut kami masih bisa diperhatikan pergerakannya salah satunya yakni sektor farmasi terkait obat-obatan dan rumah sakit.”
|Baca juga: Akuisisi Japan Tobacco Simpang Siur, Saham Gudang Garam (GGRM) Anjlok
Untuk hari Kamis (8/7/2021), terang Regina, ada beberapa katalis yang perlu dipehatikan oleh para pelaku pasar di antaranya yakni terkait cadangan minyak mentah AS berdasarkan survei API yang di proyeksikan masih berkurang namun cenderung lebih baik dari sebelumnya yakni -3.925M dari -8.153M, kemudian akan rilis juga terkait data ketenagakerjaan AS mengenai klaim pengangguran yang mana sebelumnya 392.750 dan diproyeksikan akan menurun menjadi 379.250.
Tren penurunan pada klaim pengangguran di AS ini bisa menjadi salah satu katalis positif serta atnda bahwa memang saat ini angka pengangguran di sana yang sempat tumbuh signifikan akibat Covid-19 perlahan sudah mulai berkurang. Dan beberpaa hari lalu the Fed juga smepat mengatakan bahwa bank sentral akan mulai mengubah kebijakan moneter apabila angka inflasi yang stabil di atas target 2% dan penciptaan lapangan kerja yang maksimal (maximum unemployment). “Sehingga penurunan yang terjadi di klaim pengangguran AS ini menurut kami menjadi salah satu katalis positif di sana.”
Kemudian selain dari AS, di Jerman juga akan rilis terkait data neraca perdaganagn, ekspor serta impornya selama bulan Mei. Dimana untuk neraca perdagangan diproyeksikan akan tumbuh sebesar €17,4B dari sebelumnya €15,5B, ekspor 0,6% dari 0,3% dan impornya yakni 0,4% dari -1,7%.
“Proyeksi yang cukup baik untuk indikator ekonomi Jerman, mengingat sebelumnya beberapa indikator ekonomi untuk negara-negara Eropa cenderung tumbuh melambat dibandingkan negara lainnya karena sempat ada lonjakan kasus dari varian terbaru Covid-19 di sana. Namun kini beberapa data indikator ekonomi di sana sudah terlihat cukup membaik.” Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News