1
1

Rencana IPO GoTo Mundur Hingga Tahun Depan

Ilustrasi. | Foto: Doc

Media Asuransi – Rencana penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) GoTo akan mundur hingga tahun depan. Penundaan ini disebabkan oleh pertimbangan pedoman Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang pencatatan baru bagi perusahaan teknologi yang menggunakan Dual Class Shares dengan skema multiple voting rights.

GoTo yang merupakan entitas hasil merger Gojek dan Tokopedia yang berencana melantai di bursa saham domestik akhir tahun ini tampaknya urung terwujud.

Baca juga: Isu Tapering Off, Investor Disarankan Pilih Investasi Berisiko Rendah-Moderat

Meski ditunda, perusahaan rintisan teknologi terbesar di Indonesia ini sebelumnya akan menyelesaikan pendanaan pra-IPO dengan target dana yang dihimpun sebesar 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp28 triliun dalam beberapa pekan ke depan.

“Tetapi penundaan peraturan mengancam untuk mendorong rencana pencatatannya ke awal tahun depan,” tulis Reuters, menurut keterangan tiga sumber yang mengetahui rencana tersebut, dikutip Media Asuransi, Rabu, 25 Agustus 2021.

Penundaan itu terjadi karena Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempertimbangkan pedoman pencatatan baru bagi perusahaan teknologi untuk menawarkan saham kelas ganda yang memberikan hak suara yang berbeda. Namun, juru bicara GoTo dan OJK menolak berkomentar mengenai informasi ini.

GoTo, merupakan perusahaan hasil merger perusahaan ride hailing Gojek dan e-commerce Tokopedia pada Mei lalu. GoTo sebelumnya menargetkan untuk terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indonesia pada akhir tahun ini, diikuti pencatatan saham di bursa saham AS dengan valuasi potensial sekitar US$40 miliar.

Baca juga: IPCM Kerja Sama dengan GTSI untuk Pelayanan Kapal Khususnya Proyek FSRU

Namun, penundaan usulan perubahan aturan listing di Indonesia, yang sekarang diharapkan akan diumumkan akhir September, berarti GoTo kemungkinan baru akan meluncurkan IPO awal tahun depan, diikuti oleh listing di AS.

Salah satu sumber mengatakan, upaya untuk mengumpulkan dana sebesar 1,5 miliar dolar AS hingga 2 miliar dolar AS menjelang pelaksanaan IPO menarik permintaan yang kua dan dapat diselesaikan bulan depan.

GoTo, didukung oleh investor seperti Alibaba Group Holding, Softbank Vision Fund, dan Singapore Wealth Fund GIC, adalah salah satu perusahaan yang diuntungkan dari penggunaan platform digital selama pandemi.

Untuk diketahui, GoTo memang dikabarkan akan melakukan penawaran umum perdana saham. Valuasi perusahaan Gojek setelah merger dengan Tokopedia akan menghasilkan nilai kapitalisasi pasar senilai 35 miliar dolar AS sampai dengan 40 miliar dolar AS atau kisaran Rp490 triliun hingga Rp560 triliun dengan kurs Rp14.000 per US$.

Jika target dana yang dihimpun dalam IPO sebesar 10% saja dari valuasi keduanya, nilainya mencapai Rp49 triliun sampai dengan Rp56 triliun. Aha

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post NH Sekuritas: IHSG Berpotensi Kembali Terkoreksi
Next Post MAP Boga Adiperkasa (MAPB) Kembali Bawa Subway ke Indonesia

Member Login

or