1
1

Mengenal Ciri-Ciri Utang Produktif

Media Asuransi – Saat ini akses untuk mendapatkan pinjaman uang telah semakin mudah. Selain melalui kartu kredit, banyak lembaga keuangan yang mengucurkan dana segar lewat proses yang cepat dan syarat yang tidak rumit. Kemudian ini membuat sebagian orang yang tidak pikir panjang untuk mengambil pinjaman.

Berutang sebenarnya tidak selalu buruk. Ada yang dinamakan utang produktif yang justru menguntungkan.

Apa Itu Utang?

Utang adalah sejumlah uang yang dipinjam oleh satu pihak dari pihak lain. Utang digunakan oleh individu maupun perusahaan sebagai metode untuk melakukan pembelian dalam jumlah besar yang tidak mampu dibeli dalam keadaan normal.

Baca juga: Penjualan Alat Berat Melesat, Saham United Tractors (UNTR) Rally

Pemberi utang memberikan sejumlah kepada pihak peminjam dengan syarat uang tersebut harus dibayar kembali di kemudian hari. Baik itu dengan cara mencicil atau tunai, dengan bunga atau tanpa bunga.

Apa yang Membedakan Utang Produktif dan Utang Konsumtif?

Perbedaan utang produktif dan utang konsumtif bukan terletak pada jenis produk yang dibeli, melainkan pada fungsi atau peruntukan utang tersebut.

Utang produktif adalah utang yang menciptakan nilai tambah di masa depan. Meskipun cicilan utang sudah lunas, namun aset atau pembelian dari utang tersebut terus meningkatkan nilainya atau menambah pemasukan.

Beberapa contoh utang produktif di antaranya KPR untuk membeli properti, KTA untuk mengembangkan bisnis, kredit kendaraan bermotor untuk taksi online, atau cicilan laptop untuk bekerja sebagai desainer grafis.

Sementara itu utang konsumtif adalah utang untuk membeli benda atau membiayai hal-hal yang habis dalam sekali waktu, ataupun mengalami penurunan nilai seiring waktu. Misalnya adalah membeli ponsel model terbaru, belanja baju model teranyar, atau membeli jam tangan mahal untuk koleksi.

Sudah Yakin Utangmu Produktif?

Anda harus berhati-hati membedakan utang produktif dan konsumtif. Pasalnya, banyak orang yang beranggapan sedang mengambil utang produktif, padahal faktanya tidak demikian.

Baca juga: Data Perdagangan Saham Pekan Lalu Bergerak Variatif

Contohnya Bono membeli sepeda motor dengan alasan untuk menambah penghasilan sebagai pengemudi online di akhir pekan. Bono pun menjatuhkan pilihannya pada Kawasaki Ninja 250SL seharga Rp 45 juta.

Setiap bulan, Bono harus membayar cicilan Rp2 juta selama 3 tahun. Namun pada faktanya, Bono lebih sering menghabiskan waktu untuk nongkrong di cafe saat akhir pekan.

Penghasilannya bukannya bertambah, melainkan Bono justru harus merogoh kocek dari gaji bulanannya untuk melunasi cicilan tersebut dan akhirnya menambah beban finansialnya. Padahal, Bono sebenarnya bisa saja memilih motor baru di kisaran harga Rp20 juta atau bahkan motor bekas sekalipun, sehingga tidak terbebani cicilan.

Tips agar Tidak Terjerat Utang Konsumtif

Baik itu utang produktif maupun utang konsumtif, hal paling penting yang harus dilakukan adalah mampu membayarnya. Untuk itu, Anda perlu memikirkan baik-baik sebelum berutang.

Renungkan apakah pembelian tersebut merupakan keinginan atau kebutuhan. Jika memang kebutuhan, apakah benar-benar mendesak? Apakah dapat diganti dengan alternatif lain yang harganya lebih terjangkau?

Selain itu, pertimbangan juga hal-hal berikut:

1. Rasio utang

Rasio utang yang sehat adalah tidak melebihi 30 persen penghasilan. Jika Anda akan mengajukan KPR atau KTA, biasanya bank akan mengecek rasio utang untuk menilai apakah keuangan Anda sehat atau tidak.

2. Cicilan dan bunga

Besaran cicilan bisa diketahui dari tenor (jangka waktu pelunasan) dan bunga yang ditawarkan. Semakin panjang tenor, biasanya cicilan akan semakin kecil, namun dengan bunga yang terus berjalan, total biaya yang Anda bayarkan akan semakin besar.

Jika menggunakan kartu kredit, pilihlah cicilan 0% dan bayarlah sebelum jatuh tempo agar tidak dikenai bunga.

3. Opsi lain selain berutang

Berutang bukanlah jalan satu-satunya, terutama jika rasio keuangan Anda tidak sehat atau merasa tidak yakin bisa melunasinya. Jika Anda memiliki dana darurat, ini dapat digunakan terutama untuk kebutuhan mendesak seperti biaya pengobatan.

Anda juga dapat menjual aset yang dimiliki seperti emas atau kendaraan, sambil berupaya untuk mencari pemasukan lain.

Berutang pada keluarga atau teman? Boleh saja sih, asal Anda membuat komitmen yang jelas untuk melunasinya. Sayang kan, kalau sampai hubungan kekeluargaan jadi rusak gara-gara utang. Ketika ditagih utang, jangan sampai jadi lebih galak dari yang menagih ya!

Berbagai promo, diskon, dan gimmick, terutama menjelang akhir tahun memang menggoda. Sepintas, Anda mungkin berpikir kalau pembelianmu dapat menambah aset. Namun coba pikirkan lagi, apakah benda tersebut akan lebih tinggi nilainya jika dijual di kemudian hari atau justru malah merosot?

Yuk, lebih bijak lagi mengelola uangmu. Aha

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Penjualan Alat Berat Melesat, Saham United Tractors (UNTR) Rally
Next Post Dana Darurat dan Asuransi, Duet Maut Manajemen Risiko

Member Login

or