Media Asuransi – PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) tengah diselimuti banyak sentimen positif. Setelah mengumumkan kinerja yang bagus di sepanjang semester I/2021, isu merger bisa menjadi pendongkrak harga saham perseroan dalam beberapa hari mendatang.
Dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR belum lama ini, Menteri BUMN Erick Thohir memberikan sinyal akan adanya penggabungan perusahaan penyedia internet milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yakni Icon+ dengan perseroan.
Penggabungan tersebut dilakukan guna menghindari persaingan bisnis antar-BUMN di sektor yang sama. Selain itu, menurut Erick penggabungan tersebut akan membuat kerja keduanya makin efektif dan sinkron.
Baca juga: Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Tetapkan Harga Right Issue
Tentu saja, manajemen TLKM sumringah dan menyambut positif kebijakan keputusan tersebut. TLKM mencatat, saat ini, penetrasi layanan internet tetap (fixed broadband) di Indonesia baru menyentuh 15% dari total 69 juta rumah tangga.
Kondisi pandemi yang masih berlangsung juga mengakselerasi tingkat adopsi masyarakat, sehingga kebutuhan terhadap akses dan konektivitas menjadi makin besar.
Hingga Juni 2021, TLKM telah memiliki serat optik sepanjang 169.833 kilometer dan menjangkau 496 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Adapun, jumlah pelanggan internet bergerak TLKM mencapai 169,19 juta.
Angka ini meningkat 5,7% secara year on year (yoy). Sementara itu, jumlah pelanggan internet tetap TLKM pada kuartal II 2021 mencapai 8,3 juta, meningkat 11,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Baca juga: AXA Financial Indonesia & Good Doctor Luncurkan Wellnes Program
Sementara itu, PLN melalui Icon+ pada 2019 telah menarik serat optik sepanjang 152.069 kilometer. Jumlah tersebut dipercaya meningkat saat ini. Bila bisnis internet kedua BUMN digabungkan, manajemen TLKM memperkirakan serat optik yang dimiliki perseroan bisa mencapai lebih dari 320.000 kilometer.
Informasi saja, Icon+ pernah menargetkan untuk bisa melayani 20 juta pelanggan pada 2024 atau setiap tahunnya menjaring 5 juta pelanggan baru. Jika merger ini terealisasi, tentu saja, prospek usaha TLKM makin positif ke depannya.
Pasalnya, TLKM terbukti meraup berkah dari massifnya transformasi digital yang terjadi, khususnya sejak pandemi Covdi-19 terjadi dan memanfaatkan situasi tersebut melalui produk-produk yang saat ini dimiliki.
Pada paruh pertama 2021, laba bersih TLKM tercatat meningkat 13% dari Rp10,99 triliun menjadi Rp12,45 triliun. Hal ini ditopang dari meningkatnya pendapatan perseroan dari Rp66,86 triliun menjadi Rp69,48 triliun sepanjang Januari-Juni 2021.
Pendapatan layanan digital Telkomsel sepanjang 6 bulan pertama 2021 tumbuh 4,7% yoy menjadi Rp33,36 triliun. Hal ini membuat kontribusi pendapatan layanan digital terhadap total pendapatan Telkomsel juga naik dari 72,4% menjadi 77,3% per kuartal II/2021.
Pertumbuhan ini tak terlepas dari besarnya basis pelanggan Telkomsel yang mencapai 169,2 juta orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 117,7 juta pelanggan merupakan pengguna mobile data yang secara tahunan bertambah 12%.
Lalu lintas data segmen mobile juga meningkat 54,5% yoy menjadi 6.573.499 terabyte. Selanjutnya, pendapatan IndiHome juga tumbuh cukup pesat, yakni sebesar 24% yoy menjadi Rp12,9 triliun di Januari-Juni 2021.
Kontribusi IndiHome terhadap pendapatan konsolidasian TLKM juga ikut naik menjadi 18,5% dari 15,5% pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan pendapatan tersebut sejalan dengan pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) IndiHome pada kuartal II/2021 yang bertambah menjadi Rp270.000 dibanding kuartal I/2021 sebesar Rp266.000.
Ditambah adanya peningkatan jumlah pelanggan IndiHome sejak awal tahun sebanyak 285.000, sehingga total pelanggan IndiHome per akhir kuartal Juni 2021 jumlahnya mencapai 8,3 juta orang atau naik 11,4% yoy.
Prospek yang kian positif ini tentu saja akan membawa kinerja saham perseroan iktu terdongkrak naik. Pada perdagangan Selasa (31/8), TLKM masih menjadi buruan para investor asing dengan total nilai beli bersih sebesar Rp144,22 miliar. Aksi beli tersebut membuat total nilai transaksi TLKM mencapai Rp441,07 miliar. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News